Delvin terlihat sedang duduk bangku panjang yang ada di pinggir lapangan basket. Dia menyampirkan tasnya sebelah di bahu kanannya seraya memainkan kunci mobilnya dengan melempar ke atas dan menangkapnya lagi. Begitu terus berulang kali untuk menghilangkan rasa gabutnya menunggu Sheira datang.
Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Namun, Sheira belum juga datang. Tak lama dari itu, Delvin akhirnya melihat Sheira yang sedang berlari ke arahnya. Meskipun dari kejauhan saja batang hidung Sheira sudah sangat nampak di mata Delvin.
"Sorry ya. Tadi gue telat beresin tugas, biasa ketiduran hehe." Sudah tidak aneh dengan kebiasaan Sheira yang satu ini. Kerjaannya tidur sudah seperti Ken saja, apa jangan-jangan Sheira terkena virus bobo nya Ken? Wkwk.
"Sekalian aja tidur sampe besok. Lumayan kan gue gak perlu ribet anter jemput lo," sahut Delvin bercanda.
Sheira memukul lengan Delvin keras, "Idih siapa juga yang nyuruh lo anter jemput gue. Lo nya aja kali yang maksa gue buat ikut sama lo. Ya udah besok-besok jangan anter jemput gue lagi!" seru Sheira tak terima dengan apa yang dikatakan Delvin sambil memangku kedua tangannya di atas dada, merajuk pada cowok itu.
"Dasar cewek. Baperan amat! Gue cuma bercanda aja, ya kali gue biarin cewek gue sendiri. Asal lo tau ya, yang nunggu gue jomlo itu banyak!" Iya, iya Sheira mengangguk mengakui hal itu, termasuk tentang Delvin yang katanya banyak yang pada nunggu dia jadi jomlo.
Sheira hanya memperagakan mulutnya seperti yang Delvin katakan, bermaksud untuk mengejeknya.
"Punya muka cantik mah mau di gimanain juga tetep cantik kok. Gue gak bakal ilfil kalo sama pacar sendiri mah." Delvin terkekeh pelan seraya melihat ekspresi Sheira yang masih merajuk.
Delvin pun menarik tangan Sheira, "Yuk, pulang," ajak Delvin pada Sheira ketika pacarnya itu masih terlihat mengerucutkan bibirnya malas, "Jangan gitu mulu dong itu bibirnya. Kan kesannya kayak minta ekhem."
"Emang dasarnya udah mesum ya. Mau gimanapun dan dimanapun juga lo mah mesum mulu! Amit-amit." Sheira mengangkat bahunya berkali-kali. Delvin hanya tertawa kecil melihat tingkah gadis itu yang terkesan lucu.
"Oh iya. Gue sekarang ada kumpulan ekskul band, Vin. Lo pulang aja gak papa, nanti gue bisa pulang sendiri, atau nggak gue bisa dijemput sama papa," kata Sheira menolak ajakan Delvin karena ia baru ingat bahwa sekarang ia harus hadir di acara kumpulan ekskul band. Entah itu akan membahas apa Sheira pun kurang tau.
Bukannya Sheira sengaja menolak untuk pulang bersama Delvin. Tapi memang itu kenyataannya, tiba-tiba di grup whatsapp ekskulnya itu mengadakan kumpulan dadakan sepulang sekolah sesuai dengan yang diinstruksikan oleh Alan selaku ketua dari ekskul band.
"Gue tunggu lo aja. Lagian ya gue lagi males pulang ke rumah." Tanpa pikir panjang, Delvin memilih untuk menunggu Sheira saja yang entah kapan acara kumpulan itu selesai. Kalau tidak serius amat sih palingan hanya memakan waktu 30 menit.
"Nanti lo bosen lagi nunggu gue," jawab Sheira merasa bersalah. Ia tidak mau sampai Delvin menunggunya seperti ini, karena Sheira mengerti bahwa menunggu itu tidaklah enak.
Delving menggelengkan kepalanya memilih untuk menunggu saja, "Justru itu, diem di rumah, gue ngerasa bosen. Dan gue harus mastiin kalo pacar gue baik-baik aja. Oke, gak boleh ngebantah, gue gak suka itu."
"Ya kan tapi---"
Delvin menaruh jari telunjuknya di depan bibir tipisnya Sheira, "Gak usah ngerasa gak enak. Gue ini pacar lo, Shei. Sekalian gue mau latihan basket kok sama yang lain buat nanti turnamen. Sans aja."
"Ya udah gue ke ruangan dulu ya. Udah telat banget soalnya." Sheira pamit pada Delvin sambil menarik kedua sudut bibirnya menyunggingkan senyum pada Delvin. Begitu pun sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...