Jreeeenggg ... Jreeeenggg ...
Jrenggg .. jreeeengg ...
Suara gitar dimainkan dengan sembarangan memenuhi ruangan ini. Seorang cewek dengan baju hitam, celana hitam, bahkan liptick hitam mendominasi pekatnya ruangan.
Ia menarik napas, kemudian menghembuskannya pelan. Sebuah senyuman mengembang sempurna tatkala mata hitamnya terbuka.
"Hai, semuaaaa!!!! Ketemu lagi nih sama Mimin." Mimin melambaikan tangan senang.
Perlahan, Mimin berdiri dan membanting gitar yang ada dipangkuannya.
GUBRAKKK!!
Penonton tercengang. Pasalnya, jika Danur tahu, nyawa Mimin akan terancam.
Dengan polosnya, Mimin berucap, "wah, gitarnya rusak. Ya udah besok beli lagi wkwkwk .. "
Tiba-tiba, tanpa aba-aba. Danur datang dan menjewer telinga Mimin sampai berubah merah seperti darah.
"Mimin yang semprul kayak mimi peri!! Lo apain gitar abang gue?!!! Tangan lo gatel apa emang udah dari sononya begonok?!!" Danur terengah-engah, kedua tangannya mengepal kuat menahan amarah kepada Mimin.
Satu detik, tidak ada respon dari Mimin.
Dua detik, tidak ada kata yang keluar dari mulut mimin.
Tiga detik, Danur mulai tidak sabar.
Empat detik, Mimin berkedip dua kali.
Lima detik, Danur frustasi memiliki asisten yang amburadul.
"Bos Danur .. ngomong .. apaan?"
WHAT THE .. ?!!!
'Minta di sleding kelapa Mimin, biar tidak kemana-mana' batin Danur dalam hati.
"Lo pengen gue buang ke Nusakambangan? Atau ke rumah sakit?"
"Bos Danur bisa aja .. wkwkwk." Mimin mundur perlahan. Ia cukup peka mengetahui jika Danur dalam mode marah besar. "Ya udah, Mimin pergi dulu ya bos .. sampai jumpa!!!"
Mimin berlari keluar dari ruangan, namun Danur lebih sigap. Danur melempar bola ke Mimin dan dalam hitungan detik Mimin terjengkang ke depan.
"Yeee!!! Berhasil! Berhasil! Berhasil! Horee! Bip bip !!" Danur bergoyang dan menari.
Seperti itulah keasikan imajinasi Danur Dan. Sangking asiknya, Danur Dan lupa menyampaikan bahwa Hujan di Kala Senja telah ada di lapak Daa_Nurr
Bagi yang tertarik membaca, silahkan dibaca, dikomen, dan divote.
SELAMAT MEMBACA !!! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Kala Senja
Teen Fiction{SELESAI} Bagiku, Hujan menyenangkan. dingin, segar, dan nyaman. Namun, tidak dengan petir. Aku benci petir--Reina Putri Kartika. Bagiku, dia adalah hujan yang indah. aku menyukai senja, namun hujan lebih menarik untuknya--Elvano Abrisam.
