{SELESAI}
Bagiku, Hujan menyenangkan. dingin, segar, dan nyaman. Namun, tidak dengan petir. Aku benci petir--Reina Putri Kartika.
Bagiku, dia adalah hujan yang indah. aku menyukai senja, namun hujan lebih menarik untuknya--Elvano Abrisam.
Segerombolan laki-laki berjaket hitam dan bercelan jeans robek-robek berkumpul menangungi pondok tua. Mereka bercengrama. Puluhan bungkus rokok berserakan di tanah. Asap rokok mengepul, kemudian mengudara. Hilang diterpa angin di kegelapan.
Malam ini, awan mendung menutupi bintang. Bulan tidak kunjung terlihat untuk menerangi kegelapan. Seorang laki-laki berkulit putih, hidung mancung, dan mata sipit menatap langit dalam diam. Ia tidak menghiraukan kicauan para teman-temannya yang merokok.
Tatapannya sendu seolah-olah mengharapkan sebuah pertemuan.
Dalam hatinya terjadi perdebatan yang amat dahsyat. Antara hidup dan mati. Antara hitam dan putih. Antara menyanyangi dan membenci.
"El, lo ngalamun lagi?" Suara perempuan mengintrupsi pendengarannya. Mata sipit Elvano teralihkan pada seorang perempuan manis berkulit kuning langsat. Senyuman mengembang di bibir Elvano, membuat dua lesung pipinya terlihat jelas.
"Dulu, gue punya matahari dan bulan. Kehidupan gue sempurna karena ada mereka. Sekarang .. matahari beranjak pergi, begitupula dengan bulan." Elvano menatap langit penuh makna.
Suara hembusan napas Elvano terdengar keras. Semua kesedihan mengumpul dan dikeluarkan lewat hembusan napas itu.
"Lo tau, Mi? Cinta yang ada di dalam diri gue hilang bersamaan dengan hilangnya matahari dan bulan."
Mia menatap Elvano menyesal. Ia merasa bersalah karena mengingatkan Elvano pada masa lalunya yang kelam.
"El, lo harus beranjak. Lo gak bisa gini terus." Mia menatap Elvano lekat. "Udah sepuluh tahun berlalu, dan lo masih stuck di masa lalu."
Elvano tersenyum, kemudian mengacak-acak rambut Mia. "Masa lalu membuat gue nyaman."
Mia berdecak kesal. "Nyaman? Lo gila apa bego?! Masa lalu buat lo susah maju!"
Bukannya marah, Elvano malah tertawa terbahak-bahak mndengar ucapan sarkasme dari Mia. Menurutnya, perempuan di depannya adalah perempuan yang paling lucu di dunia.
"Lo gak usah khawatir, ada masanya gue bakal ketemu seseorang yang bisa membantu gue bangkit." Elvano menatap langit kembali. Gerimis mulai berjatuhan membasahi bumi. Aroma petrichor mengeruak memenuhi indra penciuman.
"Ck! Lo gak peka ya!" Mia menghentakkan kaki kesal, kemudian memasuki pondok tua yang penuh dengan lelaki bertubuh besar.
Elvano terkekeh pelan menanggapi sifat kekanak-kanakkan Mia. Dari dulu, Mia tidak pernah berubah meskipun umurnya sudah beranjak dewasa.
Elvano kembali menatap hitamnya malam. Menikmati hembusan angin yang menyapa kulit dengan kedinginannya.
Jujur, Elvano tidak terlalu suka hujan. Namun, hujan tidak layak dibenci karena ia memberi kehidupan di bumi.
"Yeeee!!! Hujan datang!!" Seorang perempuan berlarian di bawah derasnya hujan. Kegelapan yang pekat membuat jarak pandang Elvano terhalang.
"Hujan! Hujan! Datanglah kepadaku, aku tidak pernah bosan kepadamu!!" Perempuan itu berteriak, berputar, melompat, dan menari di bawah rintik hujan. Senyumannya mengembang.
Elvano tersenyum. Perlahan, senyuman Elvano berubah menjadi tawa. Lucu. Perempuan itu sangat lucu. Baru kali ini ada manusia yang bahagia hanya karena hujan.
"Siapa dia?" Gumam Elvano. "Cewek yang unik dan antik."
®®®
Yuhuuuuuu !!! Jangan lupa vote dan komen ♥ Lope u
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ElvanoAbrisam Elvano artinya anak kuat hadiah dari Tuhan Abrisam artinya Tampan dan lembut Jadi, anak kuat hadiah dari Tuhan yang tampan dan lembut sikapnya.