45. Hujan

104 11 5
                                        

Bang Alex ❤🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Alex ❤🥰

®®®

Tidak semua cinta terbalaskan. Maka dari itu, siapkan hatimu untuk berlapang dada.

®®®

Mia menatap sekitar. Tempat ini belum pernah ia pijak.

Danau?

Di depan Mia, terbentang danau yang luas. Beberapa pengunjung menikmati pemandangan. Anak-anak bermain dengan riang.

"Ini di mana?" Mia menatap Elvano yang turun dari motor.

"Tempat istimewa."

Dahi Mia berkerut. Perkataan Elvano terlalu ambigu. Selama ini, Elvano tidak pernah mengajaknya ke tempat ini. Ia pun tidak tahu kalau Elvano memiliki tempat istimewa.

Elvano berjalan menuju pohon sakura di pinggir danau. Batin Mia bertanya, bagaimana bisa pohon sakura ini hidup di Indonesia? Bukankah iklim Indonesia berbeda dengan Jepang?

"Kenapa ada pohon sakura di sini?" Mia berdiri di bawah pohon sakura. Kelopak bunga sakura berterbangan di udara. Indah sekali.

"Gue juga gak tau kenapa ada pohon sakura di sini. Tapi, itulah yang membuat ini berbeda dari tempat lainnya." Elvano mengusap pohon sakura tersebut, kemudian beralih menatap Mia. "Lo tau gak kenapa tempat ini istimewa buat gue?"

Mia menggeleng.

"Karena ditempat ini, gue bertemu dengan perempuan nangis."

"Hah? Kuntilanak?" Mia melotot.

Elvano tersenyum, kemudian menggeleng. "Bukan, Mia. Dia manusia. Manusia yang rapuh, namun kuat."

Elvano duduk di bawah pohon sakura dan menatap indahnya danau. Langit membiru. Burung terbang riang. Bunga bermekaran. Suasana yang membuat Elvano mengingat seseorang.

Mia mengikuti Elvano. Ia duduk di samping laki-laki itu. Raut wajah Elvano terlihat damai dan tenang ketika menikmati pemandangan.

"Manusia itu siapa?" tanya Mia.

"Reina." Elvano tersenyum. "Reina yang gue temui saat itu, Reina yang butuh pelukan. Dia menangis sendirian di sini."

Mia menunduk. Dadanya terasa nyeri. Mendengar Elvano menceritakan Reina membuat Mia sakit. Ya, sakit yang tidak terlihat oleh mata.

"Saat itu, gue gak tau apa yang gue rasain, tapi, gue pengen banget buat Reina tersenyum kembali." Elvano menunjuk sebuah perahu di ujung danau. "Gue ajak Reina naik perahu itu. Hari itu, gue liat Reina tersenyum. Senyuman yang polos dan tulus. Senyuman yang berbeda dari cewek lainnya."

"Beberapa hari kemudian, gue mencari tau segala hal tentang Reina. Mulai dari alamat rumah, tempat sekolah, tempat yang sering Reina kunjungi. Gue membuntuti ke mana Reina pergi." Elvano terkekeh. "Duh, gue jadi stalker beberapa hari."

Hujan di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang