{SELESAI}
Bagiku, Hujan menyenangkan. dingin, segar, dan nyaman. Namun, tidak dengan petir. Aku benci petir--Reina Putri Kartika.
Bagiku, dia adalah hujan yang indah. aku menyukai senja, namun hujan lebih menarik untuknya--Elvano Abrisam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku berlari sampai menemukanmu.
®®®
Reina berlari dengan tergesa-gesa keluar dari panti asuhan. Setelah berbincang dengan Mia, Reina sadar bahwa lelaki yang harus ia perjuangkan adalah Elvano. Bukan Elvano yang harus berjuang, Reina juga harus berjuang. Hubungan tidak akan berjalan jika salah satu nahkodanya memutuskan untuk berhenti.
Reina ingin memanfaatkan kesempatan yang ada. Ia tidak ingin melewatkan Elvano. Ia tidak ingin melihat Elvano menggandeng perempuan lain. Maka dari itu, Reina berlari. Ia akan terus berlari sampai menemukan Elvano.
Reina segera menghampiri Nana dan Daffa yang menunggu di dalam mobil.
"Ce-pe-tan!" perintah Reina. Napasnya tersengal.
"Eh, apanya yang cepetan? Lo gak papa? Mia ngapain lo?" Nana khawatir. Ia meneliti Reina dari atas sampai bawah.
"Gak ada waktu lagi! Gue harus cari Elvano!"
"Elvano?" tanya Daffa. "Kenapa Elvano?"
"Kebanyakan ngomong lo, cepatan!"
Reina masuk mobil dan menyuruh Daffa mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Suasana di dalam mobil menjadi tegang. Reina tidak sedikitpun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang membuat perempuan itu kesetanan seperti ini? Akhirnya, Nana dan Daffa tidak mempunyai pilihan selain menuruti perintah Reina.
Di tengah perjalanan, mobil terhenti. Jalan menjadi macet karena kecelakaan di pertigaan lampu merah. Reina mengumpat. Ia menyuruh Daffa mencari jalan pintas atau putar balik, namun mobil terjebak dalam kemacetan dan tidak bisa bergerak sedikitpun.
Bukannya menjawab, Reina malah keluar dari mobil dan berlari sekencang-kencangnya.
"Reina!"
Nana hendak menyusul Reina. Namun, ketika ia membuka pintu mobil sebuah motor melintas cepat dan membuat Nana kembali menutup pintu mobil.
"Sial! Motor sialan! Gue doain kesandung tai ayam!" umpat Nana.
Ketika Nana ingin menyusul kembali, namun batang tubuh Reina telah hilang dan tidak terlihat lagi. Nana memukul dasbor mobil karena kesal.
"Sial! Motor jelek!"
®®®
Bang Alex menghampiri Mia yang termenung menatap taman panti asuhan. Setelah berbicara dengan Reina, Mia lebih banyak mengeluarkan air mata. Terkadang, ia tersenyum sambil menangis.