Selamat membaca! Selamat hari senin!! Selamat beraktivitas dan sekolah online 🥰
Now playing
Harus memilih - Widi Nugroho
"Bilaku harus memilih
Antara hidup dan mati
Seperti aku memilih
Denganmu atau kupergi."®®®
Tuhan memiliki skenario terbaik untuk kita. Tenang, Tuhan bersama kita.
®®®
Reina berada di kelas ketika jam dinding menunjukkan pukul 06.30 WIB. Ia sibuk membolak-balikan buku-buku pelajaran. Hari ini, ujian semester ganjil dilaksanakan.
Mulutnya komat-kamit membaca sederetan kalimat di dalam buku sejarah. Sesekali Reina mendongak menatap langit-langit ruangan. Berusaha menghapal beberapa kalimat penting.
"HEI!" Nana mengagetkan Reina. Bukannya marah, Reina malah melanjutkan hapalannya. "Serius amat lo, tai lalat. Kebanyakan belajar bikin lo gila."
"Teori dari mana, tuh?" Reina menyeletuk asal.
"Dari lubang hidung lo."
"Lubang hidung gue kecil, gak muat buat teori kek gitu."
"Kata siapa, bambang!? Lubang hidung lo segede jeruk bali, masa gak muat?"
"Innalillahi, lo kalo ngehujat gue seneng banget, ye .. " Reina memicingkan mata saking kesalnya.
"Hehe .. jelas itu."
Pertengkaran dua sahabat menjadi pembuka di pagi hari. Tidak heran lagi, Reina dan Nana sering menghabiskan waktu dengan saling menghujat. Tidak apa, itu adalah hal yang biasa.
"Rein, Na, Pak Hendri dipecat dari SMA Gemintang." Daffa membuka pembicaraan. Laki-laki itu seperti komputer berjalan. Sumber informasi apapun tersedia dan lengkap.
Nana menoleh ke arah Daffa. "Lo serius, Daf?"
Daffa mengangguk.
"Kenapa Pak Hendri dipecat dari SMA Gemintang?" tanya Nana lagi.
"Karena Pak Hendri membela gue di ruang BK." Reina menjawab pertanyaan Nana. "Pak Hendri seharusnya mengeluarkan gue dari SMA Gemintang, tapi beliau malah men-skors gue."
Dahi Nana semakin berlipat-lipat. "Maksudnya?"
"Jadi, Sarra yang nyuruh Pak Hendri buat ngeluarin Reina, tapi Pak Hendri gak nurut. Beliau lebih memilih men-skors Reina, meskipun risikonya beliau dipecat dari SMA Gemintang." Daffa menjelaskan lebih detail terkait kasus Pak Hendri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan di Kala Senja
Novela Juvenil{SELESAI} Bagiku, Hujan menyenangkan. dingin, segar, dan nyaman. Namun, tidak dengan petir. Aku benci petir--Reina Putri Kartika. Bagiku, dia adalah hujan yang indah. aku menyukai senja, namun hujan lebih menarik untuknya--Elvano Abrisam.