36. Senja

102 10 15
                                    

Now playing
Element - Cinta Tak Bersyarat

"Tak ada sedikitpun sesal ku
Telah bertahan dengan setiaku
Walau di akhir jalan
'Ku harus melepaskan dirimu."

Jangan lupa vote, komen, dan share ke temen-temen kalian, ya 😘Jangan lupa juga follow akun Athiraardillah_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote, komen, dan share ke temen-temen kalian, ya 😘
Jangan lupa juga follow akun Athiraardillah_

®®®

Kau mempermainkan hati yang tulus mencintaimu.
Ya udah, gak papa.
Tapi, kalau nanti aku capek, aku pergi, ya?

®®®

Reina membisu. Motor Elvano membaur dengan kendaraan lainnya. Jalanan macet karena orang-orang beraktivitas dan bekerja.

Pikirannya melayang. Reina memikirkan perbuatannya semalam. Apakah yang ia lakukan benar? Ia merasa sedikit keterlaluan menanggapi balasan pesan Mia. Ah, biarkan. Jika tidak begitu, Mia akan bertingkah seakan-akan Elvano adalah miliknya. Biarkan Mia terluka. Ia ingin melindungi apa yang menjadi miliknya.

Motor Elvano berhenti di depan gerbang SMA Gemintang. Detik itu juga, Elvano menjadi pusat perhatian. Beberapa perempuan centil mengerlingkan mata jail pada Elvano.

Reina memperhatikan sekitar, kemudian menyerahkan helm merah jambu. Wajahnya bersungut-sungut. "Nih!"

"Kok, mukanya kayak gitu?" Elvano menerima helm dari Reina.

Reina memutar bola mata malas. "Pagi-pagi udah jelalatan aja itu cewek. Diajarin tata krama gak, sih?!"

Elvano terkekeh pelan. "Wajarlah, mereka punya mata. Makanya, jelalatan."

"Kenapa kamu bela mereka?! Mau mati, hah?!" Reina melotot sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Jangan marah-marah, nanti kamu berubah jadi macan tutul, hehe .. "

"Elvano! Gak lucu, ya!" Reina mencubit pinggang Elvano. Laki-laki itu menahan tangan Reina.

"Lucu liat kamu." Elvano tersenyum.

"Udahlah, pergi sana! Hus! Hus!" Reina mendorong motor Elvano agar bergerak. Namun, bukannya berpindah, motor itu diam ditempat.

Lagi-lagi, Elvano dibuat tertawa oleh tingkah pacarnya. Raut wajah Reina yang kesal sambil mendorong motor adalah pemandangan langka. Lucu dan menggemaskan.

"Capek .. berat amat, dah. Berat badan lo berapa, sih?!" Reina ngos-ngosan.

Elvano menyelesaikan tawa. "Lagian, ngapain kamu dorong motor? Kayak gak ada kerjaan aja, haha!"

"Elvano!"

"Iya, iya, aku pergi. Nanti aku jemput, ya .. " Elvano tersenyum, kemudian melajukan motor kesayangannya.

Hujan di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang