46. Senja

101 12 5
                                    

Akankah kita bisa menyambung benang yang terputus?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akankah kita bisa menyambung benang yang terputus?

®®®

Bang Alex menahan tangan Daffa yang ingin mengikuti langkah Reina dan Mia. Daffa menatap Bang Alex datar.

"Biarin mereka menyelesaikan masalah mereka. Jangan ikut campur."

Daffa menghembuskan napas panjang, kemudian duduk kembali.

Hening.

Bang Alex mengeluarkan permen karet dan menawarkan pada Daffa yang disambut dengan gelengan kepala.

"Lo suka sama Reina?" Suara bariton Bang Alex membuat Daffa menoleh cepat.

"Bukan urusan lo."

Bang Alex terkekeh sambil menganggukkan kepala. Tanpa dikatakan, ia tahu Daffa menyukai Reina. Tatapan Daffa tidak bisa berdusta.

"Lo tau kan kalau cewek lo punya rencana licik?" ucap Daffa.

Bang Alex mengunyah permen karet sambil menatap langit yang membiru. "Mia bukan cewek gue."

Daffa tersenyum miring. "Tapi, lo suka sama dia."

"Iya, gue suka sama dia."

"Kalo lo tau Mia punya rencana licik, kenapa lo gak cegah dia?"

Bang Alex tersenyum. "Mia gak bakal berhenti sebelum dia benar-benar sadar kalau perbuatannya salah. Sekuat apapun gue nyeramahin dia, dia gak bakal dengerin gue."

"Brengsek! Kalau kayak gini, Reina yang celaka, anjing!" Daffa bangkit dan berlari menyusul Reina, namun, Bang Alex menyekal pergelangan tangannya. "Lepasin!"

Bang Alex menggeleng. "Biarkan semua terjadi sebagaimana mestinya. Kalau lo ikut campur, masalah mereka gak akan kelar."

"Menurut lo gitu?" Daffa menatap tajam mata Bang Alex. "Jangan munafik! Kalau lo mau ngelindungin cewek lo, lindungin aja! Jangan sok bijak!"

Daffa menepis tangan Bang Alex kasar, kemudian berlari menginggalkannya. Langkah Daffa terhenti. Ia berbalik dan menatap Bang Alex.

"Kalau lo ngelindungin Mia, gue juga bisa melindungi Reina." kata Daffa sebelum melanjutkan langkah kaki yang sempat tertunda.

®®®

Reina mengikuti langkah Mia. Perempuan itu membawanya ke tempat sepi di dekat sekolah.

Reina merinding. Apakah Mia berniat buruk padanya?

"Gak usah takut. Gue gak nyelakain lo, kok." Mia menangkap pertanyaan Reina. "Gue cuma mau ngasih ini."

Mia merogoh tas kecilnya dan menyerahkan undangan ulang tahun kepada Reina. Reina tidak langsung mengambilnya, ia menatap Mia dengan tatapan curiga.

Hujan di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang