41. Hujan

101 13 3
                                        

Menjadikan seseorang sebagai pelampiasan karena tidak bisa melupakan dia adalah perbuatan yang paling jahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadikan seseorang sebagai pelampiasan karena tidak bisa melupakan dia adalah perbuatan yang paling jahat.
Sama saja kamu bermain hati dengan orang lain yang tulus mencintaimu.

®®®

Elvano keluar dari dapur setelah termenung memikirkan perkataan Bang Alex. Perkataan Bang Alex membuatnya tertohok. Sekarang, ia harus tegas pada dirinya sendiri. Tentang siapa pemilik hatinya.

"Pagi, Ucup!"

Suara Mia menginterupsi pendengaran Elvano. Pandangannya beralih pada Mia yang cantik mengenakan gaun putih. Rambut Mia tergerai panjang dan bergelombang. Senyumnya sangat manis dan indah.

"Eh, Mia! Pagi juga .. wah, hari ini cantik kayak biasanya."

"Bisa aja lo, Cup, hehe .. "

"Ada perlu apa, Mi? Mau ketemu Elvano lagi? Pangeran lo ada di dapur, tuh."

"Gue mau kasih ini." Mia menyodorkan undangan berwarna ungu kepada Ucup. "Datang, ya .. "

Ucup membersihkan tangannya dahulu sebelum menerima undangan Mia. Ia membaca sekilas, kemudian wajahnya berubah gembira. "Lo mau ulang tahun, Mi? Keren! Gue bisa makan banyak, dong?"

"Hehe .. iya, lo bisa makan sepuasnya di acara ulang tahun gue." Mia terkekeh.

"Kali ini, beda, ya? Biasanya lo ngerayain di rumah lo."

"Iya, beda. Tahun ini gue mau ngerayain sama anak panti. Sekalian donasi ke panti asuhannya."

"Selain cantik, lo baik hati juga. Spesies langka, nih, hehe .. "

"Apaan, sih? Lebay, deh. Ya udah, gue kasih undangannya ke temen yang lain, ya .. "

"Asyiap!"

Elvano memperhatikan gerak-gerik Mia yang terlihat senang membagikan undangan ke karyawan lain. Ia meraba hati, apakah hatinya masih terukir nama Mia?

"El!" Mia melambaikan tangannya, kemudian mendekat. "Nih, datang, ya? Kali ini, gue ngerayain di panti asuhan. Jadi, lo gak usah khawatir dimarahin Mama sama Papa."

Elvano menerima undangan pemberian Mia. Ia meraba tulisan Happy birthday yang tertulis di bagian depan undangan.

"Lo .. ngerayain di panti asuhan karena gak mau orangtua lo tau kalo lo masih berhubungan sama gue?"

"Eh? Itu .. bu-bukan karena itu, kok. Gu-gue ngerayain ulang tahun gue di panti asuhan karena gue .. " Suara Mia semakin mengecil. "Karena gue pengen bermanfaat untuk orang lain."

Elvano menatap Mia. Ia tahu Mia berbohong. Sorot mata Mia tidak jujur.

"Mi .. "

"Iya?"

Hujan di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang