{SELESAI}
Bagiku, Hujan menyenangkan. dingin, segar, dan nyaman. Namun, tidak dengan petir. Aku benci petir--Reina Putri Kartika.
Bagiku, dia adalah hujan yang indah. aku menyukai senja, namun hujan lebih menarik untuknya--Elvano Abrisam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa komen, vote, dan share ke temen kalian! ❤ cerita ini bakal nemenin kalian di masa pandemi covid, terimakasih sudah membaca 😍🤗
®®®
Akan kuceritakan sebuah kisah. Maaf jika terlalu menyakitkan untuk didengar. Kalian bisa menutup telinga jika tak ingin mendengar. Karena masa laluku adalah bagian dari diriku yang tidak terlihat.
®®®
"Awalnya, kehidupanku sempurna. Aku punya seorang ibu yang sangat cantik dan seorang ayah yang sangat tampan. Makanya, anaknya ganteng banget, hehe .. " Elvano terkekeh, sedangkan Reina memasang wajah datarnya. Dalam hati, Reina mengutuk pacarnya yang bercanda tidak tahu tempat.
"El,"
Dengan cengiran bodohnya, Elvano menjawab, "gimana?"
"Iya, sayang." Elvano mengacaukan rambut dora Reina. Laki-laki itu tersenyum lebar sebelum memulai bercerita. "Jadi, semua berawal dari Ayah yang selingkuh."
Reina menyimak cerita Elvano. Mata Elvano menatap senja yang kala itu merekah indah. Saat itu juga, Reina melihat sosok Elvano yang sebenarnya. Jauh di dalam lubuk hati Elvano, terdapat luka yang tersimpan bertahun-tahun lamanya.
"Aku melihat semuanya. Ketika Ayah bawa seorang perempuan berseragam SMA. Ayah bermain-main dengan perempuan itu, padahal saat itu Ibu juga ada di rumah." Jeda sejenak. Elvano mengumpulkan kekuatan untuk bercerita. "Ibu nangis, tapi Ibu gak ngelakuin apa-apa. Saat itu umur aku baru sepuluh tahun. Aku masih SD. Ketika aku melihat Ayah berduaan di kamar dengan seorang perempuan SMA, aku marah. Aku mengacaukan acara mereka yang seharusnya tidak dilakukan. Itu kejadian sepuluh tahun yang lalu."
Dahi Reina bergelombang. "Sepuluh tahun yang lalu?"
"Iya."
"Sekarang, umur kamu berapa?"
"Duapuluh tahun, mungkin?" Elvano tidak yakin.
"Hah?" Reina terkejut. Ia kira umur Elvano sama dengan umurnya. Ternyata, laki-laki itu lebih tua tiga tahun. "Aku kira kita seumuran."