27. Hujan

138 14 0
                                        

Play this music
Rumor - Butiran debu

"Hingga tiba saatnya, aku pun melihat cintaku yang khianat.
Cintaku berkhianat."


Menurut kalian Mia itu gimana?

®®®

Terkadang, aku memilih untuk diam. Aku butuh waktu mendengarkan penjelasanmu yang mungkin menyakiti hatiku.

®®®

"Reina?" Elvano terkejut melihat Reina berdiri di ambang pintu. Laki-laki itu bergegas menghampiri kekasih hatinya. Ketika tangan Elvano hendak meraih kedua tangan Reina, perempuan itu memilih mundur beberapa langkah.

Dahi Elvano berkerut tajam melihat Reina yang menjauh. Perempuan itu menatapnya kecewa. Elvano menjambak rambut dengan kedua tangannya. Ia memaki dirinya sendiri. Bodoh! Reina pasti melihat kejadian tadi. Mungkin, Reina berpikiran yang tidak-tidak tentang hubungannya dengan Mia.

Semua orang di ruang makan saling menatap, termasuk Ucup. Laki-laki bertubuh pendek itu menyenggol siku Joko. Joko yang terganggu menepis kasar tangan Ucup. Mia menatap kedua lawan sejenis yang kini beradu pandang. Ia tidak tahu soal hubungan Elvano. Perempuan berambut dora yang berdiri di ambang pintu membuatnya kebingungan. Suasana yang semula riuh berubah menjadi awkward.

"Rein, gue bisa je---"

"HOI! APA KABAR SEMUA?!" Seorang pria bertubuh kekar memasuki ruang makan. Ia tidak merasa bersalah telah memotong pembicaraan Elvano. Pria itu mengalungkan tangannya di bahu Reina dan membawanya memasuki ruangan. "Yuk, masuk! Cantik-cantik gak boleh berdiri di depan pintu."

Pria bertubuh kekar itu adalah Bang Alex. Tadi, Reina bertemu dengannya di luar saat turun dari angkot.

Reina mengangguk dan menuruti ucapan Bang Alex. Reina melewati Elvano begitu saja. Seakan-akan tidak menganggap laki-laki itu ada di sana. Ia duduk di salah satu bangku--tepatnya di samping Joko.

Elvano termenung sejenak. Sikap Reina yang acuh membuat dadanya berdenyut nyeri. Jika ia di dalam drama Korea, adegan tadi akan dibuat slow motion.

"Neng cantik, mau makan apa?" Bang Alex menawarkan makanan pada Reina yang dibalas dengan senyum canggung. Pria itu mengambil piring dan nasi, kemudian mengambil ayam goreng di atas meja. "Ini .. makan dulu. Cemburu itu perlu tenaga."

Reina meraih piring yang disodorkan oleh Bang Alex, kemudian tersenyum singkat. Semua pasang mata menatap aneh. Mereka bertanya-tanya tentang Reina. Joko yang mengenal Reina hanya nyengir dan sebisa mungkin menghindari kontak mata.

Hujan di Kala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang