5: El Barack Surendra

3.5K 380 11
                                    

Vote and komen uhuy!

Elsyana keluar dari rumah Taeyong sambil menghentakan kakinya sebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elsyana keluar dari rumah Taeyong sambil menghentakan kakinya sebal. Lalu kembali teringat kembali wajah Taeyong yang menyebalkan itu saat mengobati luka diwajahnya.

"Ih! Kesel!" ia berhenti sebentar lalu berbalik badan menatap rumah Taeyong dengan mata penuh permusuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih! Kesel!" ia berhenti sebentar lalu berbalik badan menatap rumah Taeyong dengan mata penuh permusuhan. "Dasar, papan sok ganteng!"

Lalu Elsyana berjalan kembali menuju rumahnya. Coba saja jika Elsyana tidak terlampau sumbu pendek saat mendengar ocehan Bi Rasi yang mengomelinya seakan ialah pencuri kaos hitam itu. Ia tidak akan berkelahi dengan Taeyong atau diomeli oleh mama dari cowok itu. Dan juga ia tidak akan melihat wajah terlampau datar itu didepan matanya persis saat mengobati luka diwajahnya.

Elsyana selalu membenci tatapan sinis dibalik wajah datarnya Taeyong. Sejak kecil bahkan sejak pertama mereka bertemu. Tidak suka saja rasanya. Mau seberapa tampannya wajah itu, tetap saja Elsyana ingin mencakar-cakarnya jika menatapnya sesinis itu.

"Eh, dek. Ngapain lo?" sebuah suara menghentikan jalannya.

"Udah balik lo, bang?" tanya Elsyana lalu melewati abangnya begitu saja. Masih bete.

"Well, yeah sistaahh. Ehh, oi..." abangnya menarik ujung kerah belakang kaosnya. "Are you okay?"

"Em, no, but good to see you." respon Elsyana seadanya dan ingin sesegera mungkin masuk kekamarnya.

Padahal abangnya Elsyana yang bernama El Barack Surendra ini sudah tersenyum riang gembira melihat sang adik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal abangnya Elsyana yang bernama El Barack Surendra ini sudah tersenyum riang gembira melihat sang adik. Ia ingin minta dibuatkan kopi soalnya.

"Hei, Elsyana Alsava Surendra. Abangmu ini sedang butuh, eh, kok muka lo gini?"

"Aduh, bang Bara mending minta dibuatin sama yang lain... Gue lagi nggak mau diganggu..." Elsyana menepis tangan sang kakak karena ia tau apa yang dibutuhkan abangnya ini.

"Tunggu," Bara, begitu sapaanya, memaksa wajah Elsyana menghadap dirinya. Dan ia bisa melihat diwajah cantik adiknya yang tertekuk masam ini ada beberapa luka. "Ini kenapa?" tanya Bara menguatkan tangkupannya pada pipi Elsyana.

"Dicakar anjing gila!" adu Elsyana sambil manyun.

Dahi Bara yang tadinya mengernyit jadi kembali seperti semula, ditambah beberapa kali anggukan tanda ia mengerti siapa yang adiknya maksud ini. Laki-laki berusia 27 tahun ini hanya bisa mengelus rambut sang adik yang masih tampak kesal.

"Abang nggak mau ngehajar dia buat aku?"

"Ngapain?"

"Tuh kan! Emang abang mah nggak sayang sama aku!" Elsyana ngambek. Lalu ingin melengos pergi kembali kekamarnya, tapi Bara menahan lengannya.

"Abang sayang Elsyana kok, sayang banget." Bara memeluk Elsyana. "Abang bakalan ngehajar Taeyong deh, tapi buatin abangmu yang ganteng ini kopi dulu."

Elsyana langsung mendorong tubuh sang kakak. "Males! Lo mah gitu, ada maunya doang baru baik-baik, aku-kamu. Tai kali!"

"Mulutmu, mulut!" tegur Bara dengan suara tegasnya.

"Iya, maaf."

Bara hanya bisa menghela napas lelah. Adiknya ini memang yang paling bungsu dimanapun, didalam keluarga, maupun dalam keluarga besar. Sering kali dimanjakan oleh mama dan papa, maupun dari semua om-tante, dan juga kakek neneknya. Apapun yang dilakukannya pasti selalu dianggap tak masalah oleh siapapun, atau apapun yang Elsyana minta pasti akan selalu dituruti.

Jadi Bara tidak heran jika adiknya ini suka bertingkah semaunya dan manja. Keras kepala dan kadang egois. "Abang cuma mau kamu jadi pribadi yang lebih baik lagi, jadi jangan biasain ngumpat gitu, ya..."

"Iya, bang. Maaf..." ucap Elsyana dengan kepala tertunduk, Bara jadi mengusak rambut adik kecilnya ini gemas.

Beda umur hampir 8 tahun, Bara harus bisa menjadi yang lebih dewasa dalam menghadapi adik kesayangannya ini.

"Udah sana, bikinin abang kopi. Nanti Taeyong bakalan abang pukul!" ujar Bara memberi penawaran, karena meskipun sang adik tidak pernah bisa menggunakan peralatan dapur dan kadang rasa kopinya pun tidak karuan, tetapi Bara selalu suka jika Elsyana sudah membuatkan kopi untuknya. Entah deh kenapa, mungkin karena Bara sudah bucin banget sama adik semata wayangnya ini.

Elsyana pun tersenyum. "Oke, gue bikinin tapi nanti pap gue pas lu mukul si Taeyong itu, deal?"

"Deal!"

Setelah menyeruput kopi yang dibuatkan Elsyana sampai habis, Bara langsung menyatroni tetangga depan rumah. Elsyana sudah berharap sangat, kalau abangnya bisa memukul wajah songong si Taeyong itu. Mampus! Rasain dipukul! Hahaha.










Padahal dirumah Taeyong, Bara sedang tertawa lebar mendengar cerita berlebihan dari Casandra tentang perkelahian keduanya.

Padahal dirumah Taeyong, Bara sedang tertawa lebar mendengar cerita berlebihan dari Casandra tentang perkelahian keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Long Fight(LTY)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang