"Om, percaya sama aku kan?"
"Bagaimana bisa saya percaya sama kamu, toh kalau bersama kamu kalian malah sering berantem. Sudah beri tau dimana alamatnya, biar saya jemput anak saya..."
Taeyong melihat Elsyana yang berbaring dikasurnya dengan sangat nyaman. Tidak mungkin mengantarkan gadis yang mabuk ini kepada orangtuanya. Taeyong kenal siapa Arion dan bagaimana sayangnya ia pada Elsyana. Bisa-bisa lelaki yang seumuran dengan ayahnya itu akan kaget ataupun marah pada Elsyana.
"Saya janji nggak akan bertengkar sama dia lagi om, lagipula El sudah tidur... Saya nggak tega untuk bangunin..."
"Dia tidur sama kamu?!" suara Arion yang meninggi.
"O—oh tentu enggak om, jangan salah paham." Taeyong memutar otak untuk mencari alasan. "ada banyak temannya El yang ikut menginap. Jadi om bisa tenang..." Taeyong menjawab gelagapan dan mencoba menguasai diri agar lebih tenang.
"Baiklah, tapi besok pagi-pagi sekali tolong antar Elsyana pulang." Arion memberi jeda sedikit. "Meskipun kamu anak dari tetangga saya, tapi kalau terjadi apa-apa dengan anak saya, saya nggak akan segan-segan menghadapi kamu dan keluargamu."
Taeyong pun mengambil napas guna menenangkan diri. Lalu ia mengusak kencang rambutnya sendiri setelah diancam begitu oleh ayah Elsyana itu.
Ia mendekat pada Elsyana yang bahkan dalam tidurnya saja gadis itu sangat berantakan. Taeyong segera menutupi seluruh tubuh Elsyana yang terbuka dengan selimut dari ujung kaki sampai ujung dagunya, karena tidur gadis itu grasak-grusuk dan baju kekurangan bahan gadis itu mengganggu penglihatan Taeyong.
Tuhan, kenapa Elsyana harus menjadi tetangganya? Kenapa harus Elsyana ini yang membuat dirinya kerepotan karena harus menjaganya? Apa engkau sedang melatih kesabaran yang Taeyong punya, Tuhan?
Gadis ini benar-benar seperti anak kecil tetapi dalam tubuh gadis remaja menuju dewasa yang merepotkan. Jika saja Taeyong tidak segera menangkapnya tadi, entah hal buruk apa yang akan terjadi dengan gadis ini. Seketika Taeyong merasa harus bersyukur ketika Yuta mengajaknya untuk ke klub malam ini.
Taeyong duduk dikasur dimana Elsyana tertidur. Sekali lagi ia menjitak dahi Elsyana. "Bego. Seharusnya lo jangan minum sembarangan disana."
Taeyong melihat bagaimana penasarannya gadis itu mencoba segala minuman yang ditawarkan saat di klub tadi. Meskipun sudah dilarang oleh Daniel, tapi secara sembunyi-sembunyi, gadis ini berusaha untuk bisa menyesap minuman beralkohol itu sedikit demi sedikit.
Untunglah Elsyana tidak terbangun atau bahkan untuk sekedar bereaksi pun tidak. Bukannya takut, Taeyong hanya sedang malas berurusan dengan Elsyana yang kepala batu ini.
Taeyong lalu bangkit berdiri dan memilih untuk mandi. Sebelum itu ia lihat jam didinding menunjukkan pukul 2 pagi. Setelah mandi Taeyong langsung berbaring disofa dengan sebuah buku dan selimut. Ia menutupi tubuhnya dengan selimut lain dan mulai membaca buku kesehatan yang tadi dibeli olehnya.
Taeyong pun membaca buku tersebut dari halaman per halaman. Semuanya berjalan lancar, karena harapannya selesai membaca buku ia akan lebih mudah untuk tertidur. Tetapi kita harus belajar, bahwa kadang kenyataan tidaklah semudah yang kita harapkan.
Taeyong membanting bukunya kemeja yang ada lalu mendudukkan diri.
"Sialanlah!" yang ada dipikirannya, tentang ciumannya siang tadi dengan Elsyana. Dan jujur, bibir gadis itu amatlah terasa manis.
MOHON BANTUANNYA YAA GAES HEHEHE
Buat terus vote dan komen di lapakku ini...
Karena aku lagi ikutan seleksi dari choko_publisher buat bisa dijadiin novel hehehehe
Kan asik gak tuh kalo Long Fight ada dalam bentuk novel yang bisa kalian peluk peluk hehehe 😊😊💕💕💕
Bantuin aku gaes! 💕😊😊
Nagapirang 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Fight(LTY)✔️
Fanfiction(ADA BAIKNYA FOLLOW AKUN AKU SEBELUM BACA) 🐷vs🐶 Kalau kalian mau yang manis-manis dicerita ini ada. Yang pahit-pahit? Juga ada. Yang kecut, asem, asin? Juga ada. Tapi jangan terlalu banyak berharap. Ini cuma kisah permusuhan abadi, antara Lee Taey...