(ADA BAIKNYA FOLLOW AKUN AKU SEBELUM BACA)
🐷vs🐶
Kalau kalian mau yang manis-manis dicerita ini ada.
Yang pahit-pahit? Juga ada.
Yang kecut, asem, asin? Juga ada.
Tapi jangan terlalu banyak berharap. Ini cuma kisah permusuhan abadi, antara Lee Taey...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Samperinlah!" Daniel berkata dengan nada agak kesal saat melihat Seongwoo malah kembali duduk dikursinya.
Seongwoo melihat kearah Daniel lalu tangannya cepat mengambil es teh manis milik Daniel dan meneguknya. Daniel merotasikan mata, mencoba menerima es teh manisnya yang tandas setengahnya.
"Harus banget, Dan?" tanya Seongwoo dengan nada memelas.
"Untuk lo yang suka selama dua tahun sama Elsyana, seharusnya lo berjuang... Ah, tai! Berapa kali gue harus bilang ini sama lo?!" Daniel jadi kesal sendiri.
"Oke..." desis Seongwoo dan bangkit berdiri dengan tangan terkepal. Seakan menyemangati diri sendiri. "Ah! Nggak bisa, Dan." rengek Seongwoo tanpa malu dan kembali terduduk lemas. "Gimana kalo dia beneran mau nikah sama Taeyong?" tambahnya.
"Bego. Seenggaknya lo tuh harus maju, nggak cuma diem ditempat dan ngerengek kayak gini." ucap Daniel memberi saran.
"Gue ngerasa nggak layak... Elsyana itu punya dunia yang sempurna, sedangkan gue mah apa, Dan." Seongwoo benar-benar pesimis. "keluarga gue nggak layak bersanding sama keluarganya yang sempurna itu..."
"Pikiran lo terlalu jauh, bloon! Pacaran aja dulu, nikahnya nanti pas lo sukses!" ucap Daniel gemas, ingin menjitak kepala Seongwoo karena selalu mengelak dari ucapannya.
"Buat apa gue pacaran kalo cuma jagain jodoh orang? Males!"
"Yaudah jomblo aja terus!" sindir Daniel akhirnya.
Seongwoo merapatkan bibir. Dengan binar sedih, ia menatap Daniel. "Tapi masa Elsyana nikahnya sama Taeyong, Daaaaannn."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taeyong menunggu didepan toilet perempuan untuk kali pertamanya saat ini. Ia tampak bosan maka ia melemparkan kunci mobilnya keatas lalu menangkapnya kembali. Begitu terus berulang kali.
