36: Jangan Sembunyi

2.2K 269 10
                                    

JANGAN  MAU JADI SILENT READERS TERUS GAES!

JANGAN  MAU JADI SILENT READERS TERUS GAES!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elsyana bangun pada pukul 4. Sumpah ini rekor! Elsyana yang terbangun dipagi-pagi adalah hal yang menakjubkan. Karena biasanya gadis itu tidak akan terbangun jika kualitas tidurnya belum terpenuhi selama 8 jam atau lebih. Tetapi, khusus hari yang istimewa ini ia merelakan sedikit waktu tidurnya untuk dirias sebagai pagar ayu lebih dulu. Padahal acara pernikahan Om Rendinya akan dimulai pukul 8 digereja, dan setelahnya akan melakukan resepsi disebuah hotel, tetapi mamanya sudah menyuruhnya berdandan sejak pagi-pagi buta.

Walaupun tidak mengerti dengan maksud dan tujuannya apa, Elsyana tidak bisa membantah sama sekali dan memilih untuk menurut, daripada mendengar omelan mamanya yang berisik itu dan membuat harinya menjadi semakin kacau.

"Duh, untung mbanya udah cantik, mana kulitnya udah putih dan mulus banget... Jadi gampanglah kerjaan saya ini..."

Elsyana hanya tersenyum meringis sembari menahan kantuk. Ada dua orang yang menanganinya, yang satu untuk bagian wajah, dan satunya lagi sedang menata rambutnya. Matanya masih sangat terlihat lelah dan sayu. Beberapa kali Elsyana menahan diri untuk tidak memejamkan mata.

Setelah wajahnya selesai dirias kini Elsyana hanya menunggu bagian rambutnya yang masih dikepang-kepang kecil oleh si perias. Kini gadis cantik itu tidak tahan lagi untuk memejamkan mata.

Dyra yang baru saja memasuki ruangan yang memang disediakan khusus olehnya sebagai ruang khusus make up ini, menghampiri tempat duduk Elsyana dan tersenyum kecil melihat anak perempuannya yang sedang berusaha keras menahan kepalanya agar tidak terjatuh.

"Mbanya ketiduran ya?" tanya si penata rambut.

"Nggak ganggu kan mba? Anak saya itu memang hobinya tidur, jadi bangun jam segini tuh sebenarnya agak mustahil buat dia."

Si penata rambut itu tertawa kecil. "Nggak papa, bu. Cuma saya takut lehernya sakit aja."

"Nggak sakit kok, mba." sela Elsyana dengan suara serak, sebenarnya sedari tadi ia masih mendengarkan.

Dyra terkekeh bersama si penata rambut. Wajah anaknya ini jadi menggemaskan. "Ugh, cantiknya anak mama..." Dyra mendaratkan kecupan sayang dipelipis anak gadisnya itu.

Elsyana tiba-tiba merasa dadanya menghangat ketika diberikan kasih sayang yang begitu besarnya oleh sang mama. Meskipun mamanya ini kadang galak, tetapi wanita inilah yang tidak pernah protes dengan segala bentuk kemanjaannya ini. Elsyana kembali memejamkan walau dengan kepala yang masih menegak. Deru napasnya yang semakin teratur pertanda gadis itu sudah kembali tertidur dengan pulas.

"Sini mba, saya yang pegangin kepalanya."

"O-oh. Oke, mas." si penata rambut yang awalnya tersentak kecil saat kepala Elsyana hampir terjatuh, kini tersenyum malu-malu saat Taeyong secara mengejutkan datang dan menahan kepala anak dari sang kliennya.

Long Fight(LTY)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang