9: Patuhnya Si 🐷

2.9K 338 22
                                    

Vote dan komen💕


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari semakin malam. Elsyana melihat jam dipergelangan tangannya kini hampir pukul 8 dan ia masih ada dipinggir jalan, sendirian. Ini seperti rekor baru untuknya, yang bahkan tidak pernah kemanapun jika matahari sudah terbenam, apalagi sendirian.

Elsyana merasa sepi, padahal jalanan terlihat ramai dengan lampu kerlap-kerlip dari kendaraan maupun dari lampu jalanan. Tidak ada seorang pun yang lewat dikenal olehnya, tetapi jika dipikirkan lagi, ia memang tidak pernah mengenali siapapun. Menyedihkan.

Elsyana merasa menjadi cewek paling menyedihkan. Tiba-tiba ia kepikiran, coba saja kalau ia mempunyai kekasih. Pasti menyenangkan kalau dirinya bisa diantar jemput oleh sang pujaan hati. Tapi bagaimana bisa dirinya mempunyai pacar jika semua cowok yang mendekatinya itu ia galaki.

"Neng, sendirian aja?" ujar seorang pria botak dan temannya yang berambut gondrong mendekatinya. Seketika saja Elsyana memasang tampang siaga, ditambah seringaian muncul dari tampang jelek mereka.

"Keliatannya gimana?!" tanyanya judes.

"Yelah, galak banget. Padahal cakep banget, main aja sini sama abang." ucap si gondrong.

Elsyana merogoh tasnya dan mengeluarkan uang cash yang tersisa didompetnya. "Nih, buat kalian main. Tapi gue lagi males buat ngikut."

Gaya bicaranya sih biasa, atau mencoba biasa saja. Tapi hati Elsyana sudah berdetak kencang, ketakutan setengah mampus.

"Lah, kita dikasih duit? Nggak butuh! Udah mending ama kita aja. Gimana cantik?" si gondrong mulai bertingkah dengan mencolek lengannya. Begitupun si botak yang semakin menyeringai menyeramkan.

BANG BARAAAAA!!!! Jerit Elsyana dalam hati berharap Bara segera muncul dan menghajar kedua orang ini.

"Kalau nggak mau duit, ini deh jam tangan. Harganya 20 juta itu," tawar Elsyana, memberikan jam tangannya yang di beli saat liburan ke Hongkong tahun lalu bersama keluarganya.

"Wah, harga diri gue makin jatuh ini. Udah sikat aja nih cewek! Kalo gitu kan kita dapet banyak!"

"Heh, enak aja! Sikat... sikat... Kepala lo aja yang disikat sana, botak!" Elsyana berucap kencang dan bersiaga ingin berlari.

"Sialan! Gue pukul lo!"

"Kyyaaaaaa!!!" tetapi nyatanya Elsyana malah merunduk meringkuk saat si botak mengangkat tangan untuk memukulnya. Tepat disaat itu pula, ada sebuah tangan yang memukul wajah si botak itu dengan kuat.

Mereka jadi berkelahi. Dua lawan satu, meskipun tidak seimbang namun kedua preman itu kalah dan bergerak mundur karena sudah babak belur oleh pemuda bertubuh kurus namun menyimpan banyak kekuatan tersebut.

Long Fight(LTY)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang