Vote dan komen gaes💕
Taeyong itu playboy.
Sudah dari lama Elsyana mengetahui itu. Ini dari kabar burung yang didengarnya saat SMAnya dulu. Banyak yang mengatakan;
"Ih, Taeyong gandeng cewek baru mulu!"
"Taeyong mutusin ceweknya yang kemarin!"
"Taeyong mepetin kakak kelas, sial!"
Pokoknya Taeyong itu selalu gonta-ganti pacar. Dan menurut kabar burung lagi, kalau Taeyong pacaran yang paling cuma bertahan seminggu dan paling lama itu sebulan. Habis itu sudah, yang ada cuma kabar cewek yang nangis-nangis karena diputusin Taeyong.
Dan saat ini, yang didekati Taeyong adalah Vania, temannya. Memang sih mereka tidak terlalu dekat selayaknya sahabat. Mereka hanya berteman karena hanya bertemu di beberapa mata kuliah yang sama. Tapi tetap saja, ia sudah menganggap kalau Vania itu temannya. Dan ia tidak suka kalau temannya itu sakit hati karena ulah Taeyong.
"Ah, gimana kalau Vania yang deketin itu anak duluan, dia kan nekat!" gumam Elsyana pelan didalam mobilnya. "Ah, enggak! Kalau pun Vania yang mendekati duluan, seharusnya si anying itu nggak usah jadi terong-terongan dong!" dumelnya.
Saat sedang mendumel seperti ini, tiba-tiba saja mobilnya berhenti. "Eh, eh. Kok gini!" Elsyana panik.
"Ah! Mogok!" Elsyana sudah hampir menangis dan memukul-mukul mobilnya yang secara mendadak mogok begini.
"ABANG!!!" seru Elsyana memanggil Bara dengan nada tidak santainya. "Jemput akuuuuuu... Mobil aku mogoooookkkkkk!!"
"Yah, abang kan udah dirumah Om Rendi, dek. Sama papa dan mama."
"Abaaaangg..." rengek Elsyana.
"El, kamu dimana? Kuenya sudah ditunggu disini..." itu suara mamanya.
"Mama mentingin kue daripada aku??" tanya Elsyana karena panik membuatnya menjadi lebih sensitif.
"Bukan gitu, sayang. Yaudah kamu dimana? Nanti mama kirim bantuan."
"Iya, aku shareloc yaa. Mama cepet suruh bang Bara jemput aku!"
Setelah memberikan lokasi kepada mamanya, Elsyana kemudian memanggil petugas derek untuk menderek mobilnya. Ini pasti karena bulan kemarin mobilnya belum diservis. Aduh, mana Elsyana juga tidak mengerti soal mobil sama sekali. Mana mungkin sih dirinya yang manja ini paham soal mesin dan oli?
Elsyana sudah menunggu 30 menit. Dan kini matahari pun sudah tenggelam menyisakan kegelapan. Selama menunggu yang dilakukan Elsyana hanya mendumel, main hapenya, mendumel lagi, dan main hapenya lagi. Sampai...
"Eh!"
"Astaga!" Elsyana terlonjak kaget saat pundaknya dicolek. "Ngapain lo?!"
"Buruan naik." ujar Taeyong yang tadi ditelpon oleh Mama Elsyana untuk menjemput gadis itu disini.
"Dih?" Elsyana menampilkan wajah tidak sudinya untuk menaiki mobil cowok itu.
"Gue lagi nggak mau jambak-jambakan sama lo, gue lagi capek! Buruan naik. Kuenya ditunggu sama nyokap lo."
Elsyana jadi tersinggung. Kenapa kesannya hanya kue itu yang dibutuhkan sih?!
Elsyana pun mengeluarkan kotak kue dari dalam mobilnya dan segera memberikannya kepada Taeyong.
Taeyong kaget dan menerima kotak kue itu yang diberikan kasar sekali oleh Elsyana. Ia pun melihati gadis itu dengan tatapan yang tidak terbaca miliknya.
"Sana kasih aja ke nyokap gue."
Taeyong mendengus kesal. "Nggak usah macam-macam gini kenapa? Bisakan lo tinggal masuk kedalam mobil, dan kita tinggal pulang?" Taeyong bertanya sambil menekan kekesalannya pada gadis itu. "Buat mobil nanti kita bisa panggil tukang derek." ujar cowok melembutkan suaranya berusaha mengubah pikiran Elsyana.
Tapi Elsyana memang keras kepala dan sulit dibujuk. Sulit sekali.
"Nggak. Lo bawa aja tuh kue, jadi gue nggak ngerasa utang budi sama lo." jawab Elsyana seenak hatinya.
Taeyong memutar bola matanya, jengkel. "Yaudah." tanpa berpikir lama Taeyong pun berjalan menuju mobilnya yang terparkir dibelakang mobil Elsyana.
Elsyana mengerjapkan matanya. "Hoy!"
Taeyong pun berhenti berjalan dan mendelik pada Elsyana. "Akhirnya..." desahnya pelan. "Ayo!"
Elsyana tertawa meledek. "Gue tetep sama pilihan gue oke. Gue cuma mau nanya."
"Apaan?!" geram Taeyong merasa dikerjain.
"Lo deketin Vania? Serius atau enggak?" tanya Elsyana setengah berteriak.
"Vania siapa?" Taeyong balik tanya dengan dahi mengernyit.
Elsyana mendekati Taeyong dengan emosi. "Cewek yang tadi lo gandeng... Kalo lo nggak serius nggak usah ngedektin! Dia temen gue!" ujar Elsyana dengan raut wajah marah dan menyeramkan sampai Taeyong harus mundur beberapa langkah.
"Gue aja nggak tau namanya siapa! Gue cuma nolongin dia yang jatuh tadi!" jawab Taeyong dengan nada naik, sudah emosi jiwa jika menyangkut musuh bebuyutannya ini.
"Halah, taik!" umpat Elsyana kasar.
"Terserah! Lo selalu gitu kan, cuma bakalan percaya sama yang mau lo percaya!" padahal Taeyong sudah berkata jujur, kalau ia hanya ingin membantu cewek yang jatuh dihadapannya tadi itu untuk berdiri.
"Trus kenapa?! Pokoknya jangan deketin dia!" Elsyana benar-benar sudah emosi.
Taeyong lagi-lagi menghembuskan napas kesalnya. "Bodo amat lah, sama lo!" lalu ia pun menaiki mobilnya dan menancap gas begitu saja.
Apa kalian pikir Elsyana akan menangis karena ditinggalkan? Tentu saja tidak.
Ia boleh manja, tapi jika berhadapan dengan Taeyong, ia akan sekeras batu. Lebih baik ia menunggu mobil dereknya datang, setelah itu ia menaiki angkutan umum.
Nggak papa El, nggak papa. Batin Elsyana meyakinkan diri kalau akan tetap baik-baik saja saat menaiki angkutan umum nanti, meskipun kenangan buruk dimasa lalu masih berhasil membuat jantungnya berdegup takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Fight(LTY)✔️
Fanfiction(ADA BAIKNYA FOLLOW AKUN AKU SEBELUM BACA) 🐷vs🐶 Kalau kalian mau yang manis-manis dicerita ini ada. Yang pahit-pahit? Juga ada. Yang kecut, asem, asin? Juga ada. Tapi jangan terlalu banyak berharap. Ini cuma kisah permusuhan abadi, antara Lee Taey...