Di suatu Desa, bernama Konohagakure terlihat seorang bocah laki-laki berusia sekitar 10 tahun sedang menahan kekesalannya karena suatu insiden yang baru saja terjadi di kediaman keluarga Uzumaki.
Seseorang yang sudah berjanji siang tadi untuk menghadiri pesta ulang tahun adiknya Himawari, ternyata menipunya dengan klon bayangan, seperti biasanya.
Sebenarnya ia tak Masalah, tetapi ini menyangkut perasaan adiknya yang begitu ia sayangi.Bisa-bisanya Ayahnya itu menyuruh Klon bayangannya untuk menghadiri pesta ulangtahun Himawari, dan yang lebih parahnya klon itu dengan tidak pikir panjang menghilang begitu saja dan menjatuhkan kue ulangtahun milik adiknya.
"Oni-chan" lirih Hima menatap kue ulangtahun nya
"BAKA O-tousan!!" ucap Boruto dengan nada tinggi
Ia hendak ingin beranjak dari duduknya lalu menuju ke kantor Hokage dimana sang Nanadaime sedang bergulat dengan setumpuk dokumen, untuk meminta penjelasan. Namun langkahnya terhenti ketika, sebuah tangan menahannya.
"Boruto" ucap Hinata lembut
"Lepaskan aku, Bu. Aku ingin memberi pelajaran padanya"
"Ayahmu pasti memiliki alasan mengapa ia sampai tidak menepati janjinya"
"Cukup,Bu. Ayah tidak pernah perduli pada kami lagi semenjak dia menjadi Hokage, kenapa ayahku harus menjadi Hokage? Dia hanya duduk di kursi sepanjang hari yang semua orang juga bisa melakukannya, Kenapa,Bu?"
"Boruto..."
"Ini bukan tentang aku, tapi tentang Hima"
Mendengar kalimat itu, Hinata memilih untuk melepaskan genggamannya dan memeluk tubuh mungil putri kecilnya sembari menatap punggung putra sulungnya itu dengan lirih.
Boruto terus saja berjalan, ia tidak habis pikir dengan ayahnya, mengapa ayahnya memilih untuk selalu berada di kantor hokage ketimbang menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Padahal zaman sekarang sudah serba canggih, dan lebih modern ketimbang zaman ayahnya dulu yang kolot. Peperangan juga sudah lama usai, apa yang ayahnya khawatirkan lagi.
Rasa kesalnya semakin menjadi-jadi ketika dengan tidak sengaja dari luar ruangan ayahnya ia mendengar ayahnya berucap "Ah,Ramen Ichiraku memang yang terbaik"
Brakkk...
"Apa yang terjadi,-ttebayo?" ucap Naruto kaget
Cup Ramen yang tadi berada di genggamannya pun, sudah habis berceceran di atas meja kerjanya. Ia ingin memberi pertanggung jawaban dari seseorang yang sudah mengganggu acara makannya barusan.
Namun, ketika mengetahui siapa gerangan yang telah melakukan hal itu, ia jadi diam dan menatap wajah sang putra dengan lirih.
"B-boruto, Gomenasai.... Ayah...."
"Kenapa ayah tidak menepati janji dan membuat Hima bersedih!? Ayah bukan seorang lelaki karena tidak bisa menepati janjinya" teriak Boruto tepat di depan meja kerja Naruto.
"B-boruto, a-yah...."
"Cukup!! Aku tidak akan memaafkan ayah, jika perlu ayah tidak usah pulang rumah lagi. Urus saja Pekerjaanmu sampai kami tumbuh Dewasa" ucap Boruto sebelum ia menutup pintu Ruang Hokage.
Brakkk...
Naruto menatap lirih kearah pintu cokelat itu, ia sudah tidak memperdulikan lagi ramen Cup miliknya dan mengabaikan dokumen yang sudah basah karena kuah ramennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM FUTURE ✅
Fanfiction👤Karakter milik MASASHI KISHIMOTO dan MIKIO IKEMOTO. 🖼️Pinteres "Mana ada Ninja yang bisa menciptakan Alat seperti itu -ttebayo, kau jangan membohongi aku Bocah" Uzumaki Naruto "BAKA Otou-san!!! Aku serius -ttebasa. aku anakmu di masa depan" Uzum...