7

4.4K 339 1
                                    

BIANCA

Akhirnya! Jam makan siang datang juga! Aku segera merapikan bukuku, dan memasukkannya ke dalam tas kemudian segera keluar dari kelasku. Hari ini, aku membuat Macaroon untuk kunikmati bersama Gilbert.

Ah, aku tidak sabar..

Aku berlari melewati lorong kelas untuk ke halaman kampus dan duduk di bangku bawah pohon yang rindang.

Di situ, aku melihat Gilbert sedang duduk di bangku itu sambil membaca bukunya. Aku menyunggingkan senyumku, dan berlari kecil untuk menghampirinya

"Gilbert!!"

Gilbert tersenyum ke arahku.

Oh senyum itu..

Aku duduk di samping Gilbert.

"Kau.. sudah lama menungguku?"

"Tidak.. aku baru saja datang."

Aku mengeluarkan sekotak berisi penuh Macaroon, dan membukanya.

"Aku membuat Macaroons. Aku ingin kau mencicipinya."

Aku menyodorkan kotak berisi Macaroons ke arah Gilbert

"Cobalah..."

Gilbert mengambil salah satu Macaroons buatanku. Kemudian menggigitnya.

"Enak?"

"Ini.. enak sekali!!! Aku suka!!"

"Benarkah?"

Gilbert mengangguk semangat, kemudian dia mengambil Macaroons lagi rasa taro. Dan menggigitnya.

"Oh.. ini enak sekali..."

"Lain kali, kita akan membuat Macaroons bersama.."

Jantungku berdegup kencang sata mengatakan hal ini. Pipiku mulai memanas, tanda aku sedang merona.

Apa-apaan ini!

"Oh iya, sepertinya ada yang baru dari dirimu.."

"Apa itu?"

"Apa kau mengganti frame kacamatamu?"

"Dari mana kau tahu?"

"Aku tahu.. bukannya dulu kau memakai frame kacamata hitam? Sekarang ganti coklat tua.."

"Ah, kau benar.."

"Boleh aku meminjam kacamatamu?"

"Tentu saja.."

Gilbert mendekatkan wajahnya ke arahku. Jantungku seketika berdegup kencang. Apalagi saat napasnya menerpa wajahku. Oh, astaga...

Pelan-pelan, kulepas kacamata Gilbert dari wajahnya. Gilbert menutup matanya saat kulepas kacamata itu dari wajahnya.

Gilbert membuka matanya.

Oh my...

Mata biru tua yang cantik, dan wajahnya yang sangat tampan! Aku bersumpah, Gilbert sangat tampan tanpa kacamatanya.. matanya yang indah, hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas, bibirnya yang tipis, sungguh dia sangat mempesona.

Jantungku tak berhenti berdetak kencang saat melihat wajah tampan Gilbert dari jarak sedekat ini. Perlahan, Gilbert memegang pergelangan tanganku.

"Gil...bert?"

Kemudian, ia melingkarkan kedua tangannya ke pinggangku, dan mengambil kacamatanya dari tanganku. Dan ia kembali melingkarkan tangannya di pinggangku. Aroma Cotton yang lembut memasuki rongga hidungku. Oh, aku menyukai ini.

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang