53

3.5K 160 1
                                    

Gilbert menggendongku melewati kerumunan orang-orang yang melihatiku dengan tatapan bingung.

"Gilbert! Aku bisa berjalan sendiri! Turunkan aku!"

"Tidak akan."

"Gilbert! Semua orang melihati kita!"

"Apa aku terlihat peduli?"

"Ayolah, Gilbert.Turunkan aku!!"

"Tidak."

"Argh! Kau menyebalkan!"

"Memang.."

"Kau sangat-sangat menyebalkan!!"

"That's me.."

Aku menoleh pada Robert yang mengikuti kakaknya dari belakang.

"Robert! Beritahu kakakmu, turunkan aku!"

"Baiklah, Kak Bianca. Hei, kak. Akan lebih romantis kalau kau menggendongnya ala bridal style.."

"Kok malah itu?!"

Robert terkekeh.

Adik kakak sama-sama gila!

"Kyaa!! Gilbert!! Turunkan akuu!!!"

Aku memukul-mukul punggung Gilbert. Namun sepertinya tenagaku tidak membuat Gilbert merasakan sakit.

"Bianca! Kau mau kemana?!" Bima berlari menghampiriku yang sedang dalam gendongan Gilbert.

"Tolong aku Bima.."

Air mata mulai menetes di kedua pipiku.

Gilbert hampir menuju pintu keluar ballroom, namun dicegat oleh Bima, rasa lega mengguyut tubuhku.

"Pak, saya mohon. Turunkan kakak sepupu saya.."

Aku bisa melihat Gilbert sertaRobert berhenti sejenak dan melemparkan tatapan sinis dan tajamnya kepada Bima yang seketikan membuat Bima bergidik. Robert mundur kebelakang dan menghampiri Bima.

"Urusi urusanmu sendiri, Bima."

"Maaf, Pak. Tidak bisa. Dia kakak sepupu saya-"

"Jangan ikut campur urusanku. Aku tunangan Bianca." ucap Gilbert dingin sambil membelakangi Bima dan Robert. Aku masih menunduk dan terisak sambil memegang pundak Gilbert. Gilbert mengambil saputangan dari saku celananya, dan memberikannya kepadaku. Aku menerimanya dan mengusap air mataku.

Bima membelalakkan matanya melihatku dan Gilbert. Bima menghampiriku yang masih diatas pundak Gilbert

"Katakan padaku, Bianca. Apa Pak Gilbert tunanganmu?"

Aku mengangguk.

"Kamu bener, Bima. Gilbert tunangan aku.."

"Kau dengar? Jadi jangan ikut campur urusan kakakku. Atau kau akan kehilangan pekerjaanmu, Abimana Putra Wicaksono.." Robert tersenyum sinis dan mengikuti aku dan Gilbert.

Gilbert berhasil membawaku keluar dari ballroom pesta dan memasukkanku kedalam mobilnya.

"Kau langsung membawanya ke Mansion, Kak?"

"Tidak, aku harus memberikan gadis kecil ini 'hukuman'"

"Hahahaha! Kau kejam sekali, Kak. Tenang saja, Kak Bianca. Bukan hukuman yang sesungguhnya, kau akan mendapat 'hukuman yang manis'"

Aku membelalakkan mataku. Jantungku semakin berdegup kencang, napasku tercekat, air mata mulai mengucur deras dari mataku.

"Gil-Gilbert, aku mohon. Jangan.. aku minta maaf.."

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang