22

2.8K 193 0
                                        

GILBERT

Bianca...!

Bianca..!

Akhirnya aku menemukanmu!

Oh, Biancaku... mengapa aku tidak sadar, kalau calon istriku ada di New York! Kau tahu, betapa bahagianya aku saat mendengar keberadaanmu di New York? Kau tahu, bahwa aku hampir gila karena kehilanganmu?

Akhirnya, semesta membawamu kembali kepadaku. Kita memang ditakdirkan bersama, sayang. Masa depan kita sudah menunggu.  Kau dan aku akan saling terikat satu sama lain.

Oh, Biancaku sayang...
Betapa bahagianya aku sebentar lagi akan menemuimu! 2 tahun kemudian, aku akan kesana dan langsung menikahimu! Apa kau tidak bahagia, Bianca? Kita akan hidup bersama! Hanya kau, aku dan anak-anak kita nanti. Sejauh-jauhnya kau pergi, semesta akan membawamu kepadaku. Karena kau memang takdirku.

Aku menuju kamar dalam ruanganku, dan langsung menuju ruang wardrobeku. Tempat sebuah lemari kaca berisi sepasang manekin dengan pakaian pernikahan mewahnya.

"Gaun ini, tuxedo ini. Mereka sudah tidak sabar untuk kita pakai dihari bahagia kita, Bianca.."

Oh, Bianca...

"Gaun dan tuxedo ini akan menjadi saksi perjalanan cinta kita. Kau dan aku."

Aku meraba lemari kaca dihadapanku, dan memandangi sepasang manekin itu dengan tatapan harapku.

Kemudian, aku berjalan ke arah laci lemariku. Terdapat sebuah lingerie bernuansa hitam dan merah marun. Aku mengambil lingerie itu, dan memperhatikannya. Kain yang transparan, dengan desainnya yang terkesan seksi, aku yakin. Lingerie ini dapat memperlihatkan bentuk tubuhmu yang indah, bentuk tubuh yang selama ini menjadi candu tersendiri bagiku.

Aku akan membuatmu memeluk leherku saat aku diatasmu, namun aku tidak akan menyakitimu. Aku akan memperlakukanmu dengan lembut, karena kau tipe wanita yang suka dengan kelembutan.

Aku kembali memasukkan lingerie itu kedalam laci lemariku, dan berjalan keluar dari kamar pribadiku.

Sebuah notifikasi yang muncul di layar komputerku. Membuatku langsung duduk di kursiku.

"Email dari Robert."

Aku membuka notifikasi email itu. Ternyata, Robert mengirimkan beberapa foto terbaru Bianca dari saudarinya.

Oh, astaga..

Cantik.. cantik sekali!
Dia semakin cantik!

Oh, Biancaku...
Kau semakin cantik! Kau membuat jantungku berdegup kencang! Hatiku berdesir karenamu! Kau sangat-sangat cantik!

Aku melihat beberapa foto yang dikirimkan Robert
Semakin ku scroll mouseku, semakin terpampang foto Bianca dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya. Bahkan dia jauh lebih cantik daripada saudarinya. Memang, Bianca memang wanita tercantik yang pernah kutemui.

Aku merapikan dasiku kembali, dan memakai jasku, kemudian keluar dari ruanganku. Aku ingin ke cafe depan kantor, menikmati segelas Vanilla Milkshake.

"Ah, Gilbert."

"Selamat siang, paman David.." sapaku pada pria paruh baya pemilik cafe yang sudah menjadi langgananku. Aku memilih tempat duduk di dekat jendela, sambil menikmati angin semilir yang menerpa rambut dan pipiku.

"Ingin pesan apa, Gilbert?"

"Vanilla Milkshake.."

"Vanilla Milkshake? Tumben sekali.. biasanya kau memesan Taro Latte"

"Aku ingin mencoba minuman yang lain.."

"Begitu.. baiklah, tunggu sebentar. Akan kubuatkan untukmu."

Aku mengangguk.

Sedari tadi, aku menyadari wanita-wanita yang makan di cafe ini melihatiku, bahkan ada yang salah tingkah saat aku membalas tatapan mereka. Aku menghela napasku pelan, dan berusaha tidak menggubris mereka. Kuambil ponselku dari saku jasku, dan membuka galeriku yang berisi foto-foto Bianca.

Cantik...

Sungguh cantik, calon istriku.
Bersabarlah, Bianca. Setelah ini, kita akan bertemu...

Aku menyunggingkan senyumanku, dan menyimpan kembali ponselku didalam saku jasku.

"Your Vanilla Milkshake.."

"Terima kasih, paman.."

Aku meminum sedikit minumanku, rasa susu dan Vanilla langsung memenuhi indra pencecapku, sungguh lezat! Pantas saja, Bianca sangat menyukai minuman ini. Paman David menggeret kursi didepanku dan duduk di sebelahku.

"Bagaimana, kabar Bianca? Kau sering bercerita tentangnya kepadaku."

"Dia baik-baik saja, paman. Dia ada di NYC sekarang.."

"Begitu.."

"Sebentar lagi, aku akan pindah ke NYC. Aku akan memegang cabang perusahaanku di NYC."

"Kau.. pindah ke NYC?"

Aku mengangguk.

"Aku juga sekaligus ingin mengajak Bianca ke jenjang yang lebih serius. Aku ingin menikahinya.."

"Semoga kau dan Bianca selalu bahagia.."

Aku tersenyum dan mengangguk. Paman David meninggalkanku, karena dia harus menerima pesanan lain.

"Permisi.."

"Ya?"

"Bolehkah aku meminta nomormu? Kau tampan.."

Seorang gadis berambut ikal panjang mendekatiku dengan malu-malu. Cukup cantik, dan berdada besar. Ia memakai kemeja dengan dua kancing atas yang dibuka sehingga memperlihatkan belahan dadanya.

Tidak.. aku lebih suka Bianca...

"Maaf, tapi aku sudah memiliki calon istri.."

Gadis itu tampak jelas kecewa dengan jawabanku. Ia menghela napas kasar, dan meninggalkanku.

"Kubilang juga apa.. pria setampan dan sedewasa dia pasti sudah memiliki pasangan.." bisik teman gadis itu yang bisa dengan jelas kudengar.

"Bodoh! Memangnya seseksi apa calon istri pria itu?"

"Kau tidak tahu pria itu?!"

"Aku tahu.. dia CEO Wil's Corp 'kan? Makanya aku ingin mendekatinya.. menjadikannya milikku, eh. Aku malah keduluan orang lain.."

"Kau bukan tipenya.."

"Aku seksi dan berdada besar! Tentu aku tipe semua pria di sini!"

Temanmu benar, kau bukan tipeku! Kau menjijikkan! Aku hanya ingin Bianca..

Aku berdiri dari kursiku, dan menuju kasir untuk membayar minumanku dan keluar dari cafe itu.

~~

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang