42

2.1K 118 0
                                    

BIANCA

Aku berjalan masuk ke depan toko roti yang masih buka, dan melepas jas hujanku kemudian memasukkannya ke dalam kantung plastik yang sudah kusimpan di dalam tasku.

"Taksi!!"

Sebuah taksi berwarna kuning berhenti didepanku. Dengan cepat, aku membuka pintu taksi itu dan masuk kedalamnya.

"New York, Broadway street"

"Baik, Nona."

Aku mulai menangis sebagai ganti atas perasaan legaku. Akhirnya, aku bebas! Aku bisa bebas dari Gilbert! Pria yang menjeratku dan mengurungku dalam sangkar emasnya. Namun sekarang, kebebasan milikku! Aku bebas sekarang. Aku bisa menuju rumah orang tuaku.

Kupandangi cincin pertunanganku dengan Gilbert yang masih tersemat di jariku. Liontin cincin itu berkilau terkena pantulan cahaya bulan. Sungguh cantik.

Maafkan aku, Gilbert.. maafkan aku sekali lagi. Tapi aku harus..
aku tidak ingin menikah dulu.

"Nona.."

"Eh? Iya, Pak?"

"Anda sepertinya dalam mood yang tidak baik.. Anda baik-baik saja?"

Aku menghapus air mataku, dan tersenyum.

"Saya baik-baik saja, Pak.."

"Begitu.. mau saya putarkan lagu?"

"Boleh, terima kasih.."

Aku mendengarkan lagi New York sambil memandangi jalanan dari dalam jendela taksi. Hujan yang mengguyur jalanan Manhattan yang sebentar lagi akan kutinggalkan menuju New York. Mobil berlalu lalang melewati taksi kuning yang kunaiki, orang-orang berlalu lalang sambil membawa payung beraneka warna. Aku sedikit menyunggingkan senyumanku, dan menutup mataku sejenak membiarkan musik itu semakin masuk kedalam pikiranku.

"I want to wake up, in a city that doesn't sleep.."

But I can't ..

Aku bersenandung pelan mengikuti Frank Sinatra menyanyikan lagunya.

Air mata tanpa sadar mengucur deras dari mataku. Aku cepat-cepat mengambil tisyu dari dalam tasku, dan mengeringkan pipiku.

25 menit kemudian...

"Ini uangnya, Pak. Ambil kembaliannya."

"Terima kasih, Nona."

Aku mengangguk dan tersenyum.

Ayah.. Ibu.. Charlotte, aku rindu kalian!
Jantungku berdegup kencang saat aku sampai di depan pintu rumah mereka.
Kuketuk pintu rumah itu, berharap ibu atau ayah atau Charlotte yang akan membukakan pintu.

TOK! TOK! TOK! TOK!

"Iya.. siapa?"

Ibu.. itu suara ibu..
Air mataku mulai bercucuran mendengar suara lembut ibu.

"Ibu.. ini aku, Bianca.."

"Bianca! Sayang! Kaukah itu?!"

C-KLEK!

"Hai.. ibu.."

Aku melihat raut wajah ibu yang terkejut dengan air mata yang bercucuran.

"BIANCA!!!"

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang