30

2.6K 151 1
                                    

BIANCA

Aku terduduk di kursi kerjaku sambil mengerjakan pesanan desainku. Ah, ini membosankan. Sudah hampir 4 jam aku di ruangan ini mengerjakan desain-desain ini.

Entah, aku merindukan calon suamiku, Gilbert. Tapi aku tidak menyukai perbuatannya padaku. Merantaiku seperti ini?! Yang benar saja!

Aku menghela napasku pelan dan bersandar pada kursiku.

"Hoaaam.. ah, aku mengantuk sekali.."

Aku meregangkan ototku dan berdiam diri sejenak. Mataku terasa sangat berat seharian menatap layar komputer. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk tidur sejenak sambil menunggu Gilbert.

~~

"Bianca.."

"Bianca sayang.."

Aku membuka mataku perlahan saat mendengar suara bariton yang memanggil namaku dan juga panggilan 'sayang'nya kepadaku.

"Hmm.. ya?"

Gilbert berjongkok menatapku sambil kedua tangannya diletakkan pada kedua pahaku. Ia melepas jasnya menyisakan kemeja putih slim fit dengan dasi silver tua yang sudah longgar. Aku tersenyum dan mengelus pipi Gilbert.

"Kau sudah pulang?"

"Seperti yang kau lihat, aku didepanmu sekarang."

"Aku tahu, dari tadi?"

"Barusan.."

"Kau sepertinya terlalu lelah bekerja. Istirahatlah dulu."

Aku merapikan poni Gilbert yang berantakan. Entah, Gilbert dengan memakai poni ia terlihat seperti senpai dalam permainan dating sim yang sering kumainkan dalam ponselku. Namun yang didepanku ini real.

"Iya.. kau juga sepertinya lelah seharian menatap komputer."

Aku menggeleng pelan.

"Tidak.. kau lebih lelah, seharian di kantor mengurusi urusan perusahaan. Bersihkan dirimu. Setelah itu, istirahatlah sejenak. Sekarang jam berapa?"

"5 sore."

"Waktunya kau membersihkan diri"

Aku berdiri dari kursiku, dan hendak keluar dari ruangan kerjaku.

"Aku ingin mandi bersamamu."

Aku langsung berbalik dan melemparkan senyuman sinisku padanya.

"Gila.." sahutku.

"Karenamu.."

Aku memutar bola mataku malas dan keluar dari ruang kerjaku.

Selagi Gilbert sedang mandi, inilah kesempatanku untuk menelepon keluargaku dan meminta Charlotte mengirimkan taktik untuk kabur dari sini. Aku berlari kecil menuju nakas putih tempat telepon kuno itu berada. Segera kuangkat gagang telepon itu dan menempelkannya pada telingaku.

Tidak ada suaranya?!

Apa telepon ini sedang dalam masa perbaikan?

Aku melihat bawah, terdapat sebuat kabel yang tergeletak di bawah kakiku. Aku menaikkan sebelah alisku, dan mengambil kabel itu.

Dari mana asalnya kabel ini? Aku menariknya perlahan, dan telepon di atas nakas itu bergerak perlahan saat kutarik kabel itu.

Kabel hitam itu berasal dari telepon ini! Teleponnya sudah diputus!

Fuck! Dammit!

Aku menggerang pelan menahan emosiku yang sudah memuncak. Gilbert memutus sambungan teleponnya.

Fuck you, Gilbert!

Bagaimana aku berkomunikasi dengan orang di rumah?! Hanya telepon kuno ini satu-satunya caraku untuk berkomunikasi dengan mereka!
Aku mencoba menenangkan diriku dengan memijat pelan pangkal hidungku.

Lama-lama aku bisa gila di sini! Aku sama sekali kehilangan kontak dengan keluargaku. Aku..aku tidak bisa menghubungi mereka sama sekali.

Bagaimana ini?

Aku menoleh ke belakang, terdapat Gilbert yang sudah selesai mandi dan sudah memakai baju gantinya. Kaos oblong tanpa lengan berwarna coklat tua yang memperlihatkan lengan besar dan berototnya dan celana kain 3/4.

"Ada apa?"

"Kau memutus sambungan teleponnya?"

"Yap.."

"Mengapa kau memutus sambungan teleponnya?!"

"Itu telepon kuno, dari tahun 1937. Hampir tidak pernah kupakai. Untuk apa? Jadi kuputus saja sambungannya."

"Itu satu-satunya komunikasiku dengan keluargaku!"

Aku mulai kesal, emosiku mulai memuncak.

Gilbert mendekatiku, wangi parfum cotton seketika memenuhi rongga hidungku. Wangi yang sekarang menjadi wangiku juga.

"Berkomunikasi denganku saja. Lain kali, kita akan pergi mengunjungi orang tuamu untuk mempersiapkan pernikahan kita."

Aku sedikit membelalakkan mataku.

"Mandilah.."

Aku menghela napas kasar, dan beranjak dari sofaku.

"Sebentar, kulepas dulu boulet prisonniermu"

Gilbert menekan kombinasi angkanya dan seketika boulet prisonnier itu terlepas dari kakiku.

Aku menuju kamar mandi dalam kamar sambil membawa handukku. Perlahan kututup pintu kamar mandiku dan melihat kakiku yang tidak dililit boulet prisonnier. Kugantungkan handukku pada gantungan kamar mandi, dan mulai melepas satu per satu pakaianku, dan membersihkan diriku.

15 menit...

Aku keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang masih menyelimutiku. Gilbert sudah di luar sambil mengambil pakaianku dalam lemari.

Sebuah dress sederhana yang dia pegang. Berwarna putih, dengan motif bunga sakura berwarna merah muda.

Gilbert kembali memasang boulet prisonnier itu di kaki kananku, dan mulai melepas bathrobe yang kupakai. Gilbert segera memakaikan dress itu kepadaku, dan menaikkan resletingnya.

"Selesai.."

Aku mengangguk pelan dan mengambil sisir di atas nakas dan menuju meja rias untuk memakai skincare yang Gilbert belikan untukku dengan harga yang sangat mahal.

Gilbert duduk di pinggir kasur dan menepuk sisi kasur disebelahnya.

"Duduklah di sini."

Aku menghampiri Gilbert dan duduk di sampingnya. Gilbert memiringkan kepalaku untuk bersandar di pundaknya. Aku memeluknya erat.

"Aku mencintaimu.."
Gilbert mencium puncak kepalaku.

Tidak, kau tidak mencintaiku..

Aku hanya mengangangguk dan mengelus lembut punggungnya.

Kapan aku bisa pergi secepatnya dari tempat ini?
Namun, di sisi lain aku tidak tega harus meninggalkan Gilbert lagi.

Persetan

Aku akan keluar dari sini!

~~

Jangan lupa baca THE DUKE'S INVESTIGATION juga yaa..
Cerita tentang penyelidikan dan sebuah pengorbanan.

Ceritanya ngga kalah seru, kok.. tentang sebuah investigasi terhadap Rumah Sakit dengan rumor mengerikan didalamnya.

💜💜💜

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang