25

3K 193 0
                                    

Gilbert bangun dari posisinya, diikuti aku yang duduk didepannya. Gilbert mengelus pipiku, dan sesekali menciumi pipi, dan rahangku. Kemudian Gilbert mendusel-dusel kepalanya sambil bibirnya terus menciumiku.

"Bianca..."

"Hm?"

"Biancaaaa"

"Ada apa.."

"Bi..an..ca.."

"Ayolah, Gilbert.."

"Aku mencintaimu.."

"Iya, aku juga mencintaimu. Wajahku mulai basah karena air liurmu!"

Gilbert terkekeh dan membersihkan wajahku dengan dasinya.

"Calon istriku.."

"Hm..."

Aku membalas pelukkan Gilbert saat ia memelukku, dan menggoyang-goyangkan tubuhku.

"Iya... iya.. Gilbert.."

"Ah, kemari.. ayo ikut aku."

"Kemana?"

"Ayo, ikut aku..."

Aku mengikuti Gilbert yang menggandeng tanganku menuju pintu yang terletak di pojok ruangannya. Gilbert membuka pintu itu, dan terpampanglah kamar bernuansa maskulin.

"Kamar?"

"Bukaan.."

Gilbert mengajakku ke pintu di dalam kamar itu.

"Gil-Gilbert.. di sini gelap.. di mana lampunya?" Aku berusaha meraba-raba di dalam ruangan yang gelap dan agak dingin.

"Gilbert?"

Lampu menyala, ternyata ruangan ini adalah sebuah Wardrobe Room

"Kemarilah, Bianca.."

Aku mengangguk, dan menggenggam tangan Gilbert. Gilbert mengajakku ke sebuah lemari besar yang ditutupi dengan kain berwarna hitam.

"Ini apa?"

"Kau akan tahu sendiri.."

Gilbert maju mendekati lemari yang tertutupi kain hitam itu.

"Mengapa lemarinya di tutupi kain hitam?" tanyaku penasaran.

Gilbert tersenyum, dan menarik kain itu.

SRAT!

Aku sedikit membelalakkan mataku, dan menutup mulutku dengan kedua tanganku.

Ca..cantik sekali...

Sebuah lemari kaca berisi sepasang manekin yang mengenakan gaun pengantin dan tuxedo lengkap dengan tiara, veil dan sepatu untuk pengantin wanita, serta dasi, sepatu untuk pengantin pria.

Aku maju mendekati lemari itu, dan meraba kaca lemari itu.

"Ini.. gaun pengantinku?"

"Itu gaun pengantinmu, sayang.."

"Cantik sekali. Dan itu, tuxedomu?"

"Tentu saja. Itu tuxedoku.."

Aku tersenyum. Dan berjalan mendekati Gilbert.

BRUK!

Aku menabrak Gilbert dengan pelukkanku, dan memberikanku pelukkan terhangatku. Aku merasakan Gilbert yang membalas pelukkanku dengan mengusap punggungku dengan lembut. Ia mencium puncak kepalaku.

"Kau mencintaiku, Bianca?"

"Hm.. aku mencintaimu.."

"Sangat?"

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang