43

2K 116 0
                                    

"Hei, kak.."

"Hm?"

"Aku sudah dapat tiketnya.."

"Tiket? Kau sudah dapat?"

"Yup! Besok pagi kita akan berangkat jam 10. Malam ini kita harus berkemas."

"Hmm.. kau benar. Bagaimana dengan passportmu?"
"Aku sudah mengurusnya, kau?"

"Sudah beres, ayo. Ambil kopermu, kita akan berkemas malam ini."

Aku bangun dari tempat tidurku, begitu juga Charlotte turun dari kasur atasku. Tempat tidur kami bertipe bunk bed Charlotte diatasku.

Aku mengambil koperku, dan mulai memasukkan beberapa pakaianku. Wangi ini.. wangi floral bercampur wangi buah-buahan yang lembut.

Ini aroma asliku..
Aku rindu dengan wangi ini.

Aku menciumi salah satu kaosku, menyesap wangi floral yang menempel di kaosku.

Sniff... sniff.. haaahhh...

Ya! Ya! Ini wangiku! Aku kembali dengan wangi khasku..

"Ehm.. kak? Kau baik-baik saja?"

Aku tersenyum dan menoleh ke arah Charlotte yang kebingungan melihatiku.

"Aku sangat baik-baik saja.."

"Baiklah.. aku mulai takut denganmu.."

15 menit kemudian...

"Kau sudah siap?" tanyaku sambil menutup resleting koperku.

"Siap! Besok pagi, akan aku bayar tiketnya."

"Kau akan membayar tiketnya?"

"Tentu saja.. tapi dengan uangmu.."

Aku menyipitkan mataku.

"Bilang saja aku yang membayar tiketnya, bodoh!"

"Ah! Itu maksudku!"

"Cepat tidur! Jam 7 kita membayar tiketnya!"

Aku mengambil ponselku dan menyalakannya.

"Oh, astaga!"

"Ada apa, kak?"

"80 panggilan tidak terjawab!"

"Banyak sekali! Dari siapa?"

"Gil..bert.."

"Apa? Keparat itu?!"

TING!

Pesan.. sebuah pesan masuk..

"Kau dalam masalah besar, sayang. Baiklah. Saat aku bertemu denganmu lagi, akan kubuktikan perkataanku.."

Hah... hah...
oh tidak..

"Kak, kau baik-baik saja?"

Aku menggeleng pelan dan mulai menangis.

"Tidak bisakah kita berangkat malam ini?"

"Tidak bisa kak, aku sudah terlanjur memesan tiketnya penerbangan pukul 10.."

"Aku.. takut.. aku dalam masalah besar.."

"Kak! Tenanglah, ada aku. Aku akan selalu menjagamu! Kau akan aman bersamaku, kak.."

"Kau tidak mengerti. Dia.. dia akan menghamiliku.."

"Tidak, kupastikan itu tidak akan terjadi. Kita akan pergi sejauh mungkin, Indonesia. Dia tidak akan tahu kalau kita akan tinggal di Indonesia."

Aku semakin menangis.

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang