27

2.9K 180 0
                                        

Aku hanya pasrah saat Gilbert membuka satu per satu kancing kemejaku. Hingga terbukalah semua kancing kemejaku dan memperlihatkan bra berwarna hitam yang kupakai. Aku memejamkan mataku merasakan air mataku yang menetes menelusuri pipiku.

Gilbert sudah berhasil melucuti kemejaku, dan ia langsung membuka borgol ditanganku, dan mengenakanku kaos oblong berwarna kuning bergambar karakter kartun favoritku, Spongebob Squarepants. Wangi cotton dari kaos yang kupakai sangat mirip dengan wangi Gilbert.

Ini sudah bukan wangiku. Aromaku sudah sama seperti Gilbert.

"Aku tahu, kau menyukai kartun itu. Jadi kubelikan kaos ini untukmu. Kau suka 'kan?"

Aku mengangguk pelan.

Namun, setelah memakaikan kaos itu kepadaku, ia mengambil rantai yang terjuntai di lantai. Rantai itu lumayan kecil dan terhubung pada tiang kanopi dibelakangku. Gilbert mengambil tangan kiriku, dan memborgolnya pada rantai itu.

"Setidaknya, tangan kananmu bebas."

Bergantian, Gilbert membuka borgol di kaki kiriku. Kemudian, ia membuka kancing celana jinsku dan menariknya kebawah. Rasa dingin AC menyelimuti paha sampai kakiku.

"Kaki yang cantik." Gilbert sempat meraba pelan kakiku yang membuatku bergidik.

"Cepat pakaikan celananya! Kakiku mulai dingin.."

Gilbert terkekeh, dan memakaikan celana hotpants berbahan kain berwarna hitam. Dan ia kembali memborgol kaki kiriku pada tiang kanopi.

"Sudah selesai..."

Aku menghela napas, dan menyendenkan tubuhku.

Gilbert memberikan pakaianku pada seorang butler yang berdiri dibelakangnya.

Aku menoleh kanan kiri. Di mana ponselku? Apa aku lupa mengambilnya dari saku celanaku?

"Mencari ini?"

Gilbert menggoyang-goyangkan ponselku.

"Berikan ponselku!"

Gilbert memberikan ponselku. Dengan kasar, aku menyaut ponselku dari tangannya.

"Hei, hei.. tenang sayang.."

"Aku tidak bisa tenang denganmu! Mengapa ponselku ada di tanganmu?!"

"kau tertidur terlalu lelap, sampai tidak sadar kalau daritadi aku sudah mengambil ponselmu dari celana jinsmu."

"Dasar pencuri."

"Apa salahnya mengambil ponsel calon istri sendiri?"

Aku mendengus kesal.

Gilbert mengelus puncak kepalaku, namun aku menepis tangannya.

"Istirahatlah.."

Gilbert beranjak dari kasur, dan keluar dari kamar.

Bagus! Aku bisa menghubungi seseorang untuk menyelamatkanku! Bodoh sekali Gilbert dengan mudahnya memberikan ponselku.

Aku membuka password ponselku, dan mencari kontak ayah dan ibuku.

Scroll

Scroll

Scroll

"Me..mengapa tidak ada?!"

Tidak ada kontak ayah ibu?!

Charlotte? Tidak ada?!

Bibi Emilia? Tidak ada juga?!

Janice! Tidak ada!

Dia menghapus kontak-kontak orang terdekatku?!

Hanya kontak Tuan McHam, Nona Mirai, Robert, dan Nona Brigette.

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang