13

3.6K 254 1
                                    

GILBERT

Aku mengikuti gadisku menuju Apartmentnya. Ia mengeluarkan kunci kamarnya dari saku cardigannya.

Oh.. ayolah.. cepat..
Cepat buka pintu kamarmu..
Aku ingin sekali segera menerkammu.

Tunggu, Gilbert.
Tahan.. tidak boleh terburu-buru.

C-KLEK!

"Ayo masuk.."

Hei, aku pemilik apartment ini. Aku bebas memasuki kamarmu tanpa kartu kamarmu, sayang. Aku punya duplikatnya. Tersimpan aman di dalam dompetku.

Aku mengikuti Bianca masuk ke dalam kamarnya. Wangi bunga aromaterapi menyeruak memenuhi kamar ini. Aku suka wangi ini.

"Duduklah di sana, akan kubuatkan makan malam."

Aku duduk di sofa living room Bianca dan mengeluarkan ponselku untuk memeriksa proyek perusahaan.

"Di mana celemekku?"

Aku menoleh mendapati Bianca yang kebingungan mencari celemek masaknya. Aku melihat celemek berwarna cerah di seberang sofa. Aku berdiri dan mengambil celemek itu.

"Inikah yang kau cari?"

"Ah, benar. Mengapa bisa sampai di situ?"

"Kau ceroboh, Bianca."

Bianca tersenyum kikuk.

"Terima kasih.."

Oh, aku menyukai wanita ini..

Aku menghampiri Bianca ke dapur.

"Biar kupasangkan untukmu."

"Tapi.. aku.."

"Aku tidak terima penolakkan, Bianca."

"Baiklah.."

Aku mendekatkan diriku pada Bianca, dan mulai memakaikannya celemek masaknya.

Aku mendekatkan diriku pada Bianca, dan mulai memakaikannya celemek masaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wangi parfumnya..
astaga, aku bisa gila lama-lama..

"Te-terima kasih.."

"Masaklah untukku. Atau kau yang kumakan.."

"Si-siap, kapten!"

Aku mencubit gemas hidung Bianca dan kembali duduk di sofa living room.

DRRTT!!

Pesan? Dari Robert?

"Kak. Ada yang ingin kubicarakan dengammu.."

"Apa itu?"

"Aku ingin memegang perusahaan di New York, Manhattan."

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang