6

4.7K 343 0
                                    

Ah.. tanganku jadi kotor gara-gara darah mereka. Aku memandangi tanganku yang berlumuran darah. Aku berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci tanganku. Dan mencuci mukaku. Aku melepas kacamata, dan juga kawat gigiku.

Aku memandangi pantulan diriku di cermin. Dan menghela napasku.

Serangga kecil sudah kuatasi. Sekarang, tidak ada yang bisa menghalangiku mendapatkanmu, Bianca.

Aku berjalan keluar kamar mandi, dan menuju kamarku untuk memakai pakaianku dengan pakaianku yang baru. Kaos oblong sepertinya akan menjadi pakaian yang nyaman saat ini.

Aku meminta Mark untuk membuatkanku coklat panas, sembari aku kembali ke ruang melukisku.

Aku mengambil kanvas yang masih baru, dan mulai menggambar sketsa seseorang yang berharga bagiku.

Lagi-lagi, objek lukisanku..

Bianca..

Kali ini, aku akan menggambar sosok Bianca saat ini. Yang sebelumnya, aku menggambar sosok Bianca saat berada di semester awal. Dia tampak imut dengan poninya. Dan sekarang, dia tampak dewasa dan menggoda dengan poni yang dibiarkan memanjang membentuk tirai di dahinya.

Aku mengambil pensil di atas nakas, dan menggambar sketsa wajah Bianca.

Menggambar sketsanya saja, sudah berhasil membuat jantungku berdegup kencang. Keringat dingin lagi-lagi membasahi pelipisku. Aku menalan ludah susah payah saat melihat sketsa Bianca sudah jadi.

Cantik sekali...

Aku mengeluarkan cat lukisku, dan mulai mewarnai sketsa Bianca.

30 menit kemudian...

Selesai...
Akhirnya aku menyelesaikan lukisan Bianca.
Dalam lukisan saja, Bianca tetap terlihat tampak cantik. Apalagi wajah aslinya. Ingin sekali kudaratkan banyak ciuman di wajah dan lehernya.

Oh, Bianca...

Aku melepas celemek lukisku, dan turun ke lantai bawah untuk menikmati makan malamku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melepas celemek lukisku, dan turun ke lantai bawah untuk menikmati makan malamku.

~~

Kira-kira, Bianca sedang apa ya? Aku mengambil ponselku, dan mulai menelepon Bianca.

"Hello, Gilbert?"

Oh.. suara lembut itu..

"Hei, Bianca. Apa aku menganggumu?"

"Gilbert! Aku senang kau meneleponku! Tidak.. kau sama sekali tidak menggaguku."

"Syukurlah.. kau sedang apa?"

Hening...

"Bianca?"

"Ah! Aku sedang.. menggambar.."

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang