36

2.1K 123 0
                                        

"Bianca.."

Aku menoleh saat Gilbert menghampiriku.

"Makan malam sudah siap."

"Sudah siap?"

"Yap, ayo. Kita ke bawah.."

Aku mengangguk dan membalas genggaman tangan Gilbert.

Hening..
Hanya suara dentingan sendok garpu dan piring yang mengisi makan malam kami.

"Bianca.."

"Ya?"

"Setelah kita menikah nanti, kau ingin honeymoon di mana?"

"Honeymoon? Ehm... aku ikut kamu saja."

"Bagaimana kalau di Paris saja?"

"Boleh.."

"Kita akan berjalan-jalan di menara Eiffel, dan beli baju-baju yang kau sukai.."

"Gilbert. Hanya berjalan berdua bersamamu saja itu sudah cukup untukku."

Bullshit..

"Kau manis sekali, Bianca."

"Tentu saja, aku memang selalu manis untukmu.."

Double bullshit..

Aku segera melanjutkan makan malamku, tanpa menghiraukan Gilbert sedikitpun. Aku sudah muak dengannya.
Argh! Berulang kali aku mengatakan kata 'muak' namun aku tidak kunjung keluar dari rumah ini!

Setelah makan malam, aku langsung meninggalkan Gilbert menuju kolam renang di belakang rumahnya. Aku memilih untuk duduk di pinggir kolam dengan kedua kakiku yang masuk ke dalam kolam. Pantulan cahaya bulan yang mengenai kolam renang, membuat kolam begitu biru dan cantik.

Aku menghela napas pelan dan menutup mataku merasakan dinginnya air kolam di kulit kakiku.

"Bianca, sayang? Kau di mana?"

Suara bariton Gilbert terdengar sedang mencariku.

"Aku di kolam renang, Gilbert. Kemarilah.."

Gilbert menghampiriku dan tersenyum.

"Kau ingin berenang?"

"Tidak. Aku hanya ingin bersantai saja di sini. Duduklah.."

Gilbert menggulung celananya sampai lutut, dan ikut duduk di sampingku. Aku meletakkan kepalaku di pundaknya, Gilbert merangkulku. Sinar bulan mengenai cincin tunanganku, sehingga tampak berkilauan.

"Cantik sekali.."

Aku hanya menganggukkan kepalaku pelan.

"Kau tunggu saja, setelah ini cincin itu akan tergantikan dengan cincin pernikahan kita. Cincin emas yang tidak kalah cantik dari cincin ini."

Kau tunggu saja, setelah ini aku akan pergi dari sini.

"Ya.."

"Ya?"

"Tentu saja .. aku... tidak sabar.."

Tidak sabar untuk mengambil passportku, dan kabur dari sini.

"Aku juga tidak sabar. Namun bersabarlah, Bianca."

Aku mengangguk pelan.

Gilbert mencium keningku dan mencium ujung hidungku. Aku tersenyum sesaat, dan merangkul pinggangnya.

Namun di sisi lain, aku juga tidak ingin meninggalkannya. But .. no .. I must get out from here!

"Ah, kakiku mulai kedinginan.." kukeluarkan kakiku dari kolam dan berpindah duduk di bangku di dekat kolam sambil mengeringkan kakiku dengan handuk di sebelahku. Gilbert mengikutiku, dan mengambil handuk bekasku untuk mengeringkan kakinya.

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang