11

3.9K 285 1
                                        

"Lep-lepas..!"

Aku mendorong dada bidang Gilbert dan menghirup oksigenku sebanyak-banyaknya. Tanganku masih berada pada pundak Gilbert.

"Aku tidak suka kau menghindariku, Bianca!"

Gilbert meraba bibirku dengan ibu jarinya, sesekali ia menggigit bibir bawahnya.

Aku memalingkan wajahku dari Gilbert dengan napasku yang masih terengah. Gilbert menarik daguku, sehingga aku bisa melihat manik mata biru tua miliknya.

"Kau kekasihku, Bianca. Sampai kapanpun kau akan terus bersamaku dan terikat padaku! Tidak ada pria lain yang boleh memilikimu selain aku!!"

Gilbert kembali menciumku dan sedikit melumat bibirku. Aku sudah terlalu lelah menangis, mau tidak mau..

Aku membalas ciuman Gilbert.
Kutempatkan kedua tanganku pada dadanya, dan bermain dengan mulutnya. Aku bisa merasakan coklat dari ciuman ini.

Ini memabukkanku.

Gilbert semakin melumat bibirku, begitu juga aku dengan bodohnya ikut bermain dengan bibirnya.

Baik Gilbert maupun aku saling menghentikan ciuman kami.

Aku menatap manik matanya sambil napasku yang terengah.

"Kau tidak berhak atas diriku, Gilbert. Kau sama sekali tidak berhak!"

"Tentu saja, aku berhak atas dirimu."

Gilbert mencium bibirku kembali, dan sedikit menekannya.

"Jangan pernah menghindariku atau bersembunyi dariku lagi.. atau aku akan melakukan hal yang lebih parah dari ini."

"Apa yang akan kau lakukan padaku."

Senyum miring tercetak di bibir Gilbert. Entah, dengan senyuman itu membuatku kembali bergidik ngeri.

"Entahlah, menghamilimu mungkin. Dengan begitu, kau tidak akan bisa lari dariku. Kau sudah otomatis terikat padaku."

Aku membelalakkan mataku.
Menghamiliku?!
Ini gila! Dia sudah tidak waras..

"Kau.. akan menghamiliku?!"

Air mata kembali menetes di pipiku, tubuhku gemetar.

"Tentu saja! Kau akan terikat denganku."

Gilbert meraba perutku tangannya menelusup masuk ke dalam kemejaku. Jari tangan Gilbert yang hangat seketika membuat perutku menegang. Seperti ribuan kupu-kupu menggelitikkiku.

"Di sini, akan ada Gilbert junior.. bukankah ini indah?"

"Kalau kau memang belum siap dengan kehadiran Gilbert Junior, setidaknya jadilah gadis penurut, menikahlah denganku."

Aku harus segera pergi darinya! Bagaimanapun caranya! Aku harus sebisa mungkin pergi jauh dari pria tidak waras seperti dia!

"Kau mengerti, sayang?"

Dengan terpaksa, aku menganggukkan kepalaku dengan sesenggukkanku yang masih belum berhenti.

"Good girl.. kemarilah, biar aku memelukmu."

Gilbert membawaku ke pelukkannya, mendekapku dan memberikan pelukkan terhangatnya. Kubenamkan wajahku pada dada bidang Gilbert dan kuhirup aroma parfum cotton lembutnya.

"Shh... sudah..sudah.. jangan menangis.. aku memaafkanmu, Bianca.. sudah.."

Siapa yang sudi minta maaf denganmu, pria gila!

"Kau tidak ada kelas?"

Aku menggeleng pelan.

"Bagus, kita kerumahku sekarang."

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang