52

2.5K 156 5
                                    

GILBERT

Terasa bosan di sini.
Aku memangku kakiku, dan menghela napas pelan.

"Champagne?" tawar Robert.

"Tidak.. kau saja.."

Aku memandangi orang-orang yang berlalu lalang sambil memakan kudapan-kudapan di meja samping ballroom.
Andai Bianca ada di sini, aku tidak akan duduk di sini dengan bosan. Aku lebih memilih mengajak gadisku pergi berdua. Dan menghabiskan waktu bersama.

"Hei, kau tahu kakak sepupu Bima?"

"Yang mana?"

"Yang cantik itu! Ah, siapa namanya... oh iya! Bianca!"

Bianca? Ada yang menyebutkan nama Bianca?

"Bianca? Ah.. iya.. kakak sepupu Bima! Cantik sekali!!"

Aku berusaha menguping pembicaraan dua pegawai pria yang sepertinya sedang membicarakan gadis bernama 'Bianca'.

"Sepertinya dia ada keturunan luar negeri."

"Benarkah? Dari mana kamu tahu?"

"Dia sempat menyebutkan nama panjangnya saat berkenalan denganku. Namanya Bianca Miller!"

Bianca Miller! Bianca! Kekasihku! Dia di sini?!

"Namanya cantik sekali! Seperti orangnya!

"Kira-kira apa dia dia masih jomblo?"

"Hm.. sudah bertunangan.."

"Dari mana kau tahu?"

"Bima yang memberitahu.. kakak sepupunya sudah bertunangan."

Aku menyunggingkan senyum smirkku.
Aku tunangannya.

Aku segera berdiri dari tempat dudukku, dan menghampiri dua orang itu.

"Selamat malam, Tuan Gilbert."

"Selamat malam. Kalian.. membicarakan Bianca?"

"Maaf, sepertinya kami berbicara terlalu keras."

"Tidak apa-apa. Bisakah kalian memberitahuku di mana dia?"

"Kami kurang mengerti, mungkin dia di ballroom sebelah."

Aku menaikkan salah satu alisku.

"Ballroom sebelah?"

"Iya, tadi kami lihat dia bersama Bima, Billy, dan Dinda."

"Thanks"

Aku meninggalkan dua orang itu, dan menuju ballroom sebelah.

I found you..

My Bianca.

~~

BIANCA

"Second clap!"

Clap! Clap!

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang