50

2.5K 115 1
                                    

Sudah 2 tahun aku berada di Jogja. Semua terasa berbeda, tanpa ayah, ibu, tanpa hingar bingar kota NYC. Dan tentunya, tanpa Gilbert.

Tanpa rantai dan Boulet Prisonnier.

Aku menghela napasku pelan dan mengeluarkan speaker kecil dari saku meja komputerku dan memutar sebuah lagu.

Ah, aku merindukan Gilbert..

Aku mengangkat kedua kakiku, dan memeluk kedua lututku.

"Seharusnya aku tidak meninggalkannya, dia pasti kesepian."

"Tapi aku tidak suka caranya merantaiku seperti binatang!"

Aku menghela napas pelan.

"Bicara dengan diri sendiri, lagi."

Rintik hujan yang semakin deras, dan suhu udara yang dingin membuatku sedikit bergidik kedinginan. Aku memeluk kedua lenganku, dan menggosoknya pelan.

Dingin sekali..

Pemandangan pantai terlihat membosankan karena hujan yang menutupinya. Aku mengambil speaker kecilku, dan memutar sebuah lagu


Aku menutup mataku dan menenggelamkan wajahku pada kedua lututku.

Maafkan aku, tapi aku tidak bisa terus menerus kau perlakukan seperti itu, kau rantai aku hingga aku tidak bisa kemana-mana, aku tidak bisa bebas, terkungkung dalam rumahmu. Padahal, aku tidak akan meninggalkanmu.

Aku membiarkan telingaku mendengarkan alunan musik itu sambil beralih melihati pemandangan pantai.

Ah, di sini mulai dingin.
Aku beranjak dari kursiku, dan menuju kamarku untuk mengambil cardiganku aku membuka lemari pakaianku, dan mengambil asal cardigan dari dalam lemariku dan langsung memakainya.

Aku kembali ke kursi gamingku, dengan membawa toples sedang berisi penuh baby macarons. Satu per satu kukis itu masuk ke dalam mulutku, aku mengunyahnya pelan sambil merasakan isian macarons yang memenuhi lidahku. Alunan musik masih terdengar, sesekali aku bernyanyi mengikuti lagu itu.

"And now.. I'm officially missing you... can nobody doing like you.. say every little thing you do.. hey baby say it stays on my mind.. And I.. I'm officially missing..

You..."

Musik berhenti. Aku langsung mematikan speakerku dan mengulas sedikit senyumku sambil menghela napas pelan.

Sniff.. sniff..

Cotton.. co..cotton.

Ah, ini aroma dari cardigan yang kupakai. Aku menyemprotkan parfum Gilbert pada cardigan kuning yang kupakai karena di rumah Gilbert hanya ada parfum aroma cotton. Gilbert memberikanku parfum dengan aroma yang sama dengannya, hanya berbeda pada botol parfumnya. Milikku bernuansa pink dan ada ornamen kupu-kupu pada tutupnya yang memberikan kesan anggun dan elegant.

Aku menyunggingkan sedikit senyumku sambil memandangi langit yang masih mendung namun hujan sudah sepenuhnya berhenti. Suara rintik hujan sudah sepenuhnya berganti dengan suara gemuruh ombak.

~~

GILBERT

Kulonggarkan dasiku, dan mengambil earpod dari atas mejaku dan memasangkannya pada kedua telingaku lalu kumainkan sebuah lagu yang seketika mengingatkanku pada Biancaku. Aku merindukan wanita ini. Wanita yang sudah berhasil mencuri hatiku dan membuatku jatuh hati untuk yang pertama kalinya dalam hidupku.

Sungguh, aku mencintai wanita ini baik dengan kelebihannya dan kekurangannya. Di mataku dia sangat sempurna. Aku.. aku tidak bisa.. aku tidak bisa Bianca meninggalkanku. Aku butuh Bianca disisiku, mendampingiku.

Aku terlalu mencintainya..
Apa aku terlalu berlebihan?

Tidak..
aku melakukan ini semua supaya Bianca tidak meninggalkan aku lagi. Cukup saat wisuda itu Bianca meninggalkan aku. Cukup.. itu saja..

Aku menutup kedua mataku, dan membiarkan musik itu mengalun di telingaku. Ditambah lagi suhu udara yang dingin karena hujan lebat.

TOK! TOK!

"Masuk."

Aku masih menutup mataku mendengarkan lagu yang kuputar dari ponselku. Aku membuka sebelah mataku, Dean sambil map transparan

"Pak."

"Hm?"

"Ada dokumen yang harus Anda tandatangani."

~~

~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang