24

3K 222 2
                                    

Ternyata, sosok di balik kursi itu adalah Gilbert.

"Ka..kau.."

"Miss me, Bianca?"

"you.. no.."

"Akhirnya.. semesta membawamu kembali kepadaku.."

Ternyata, CEO Wil's Corp adalah Gilbert.. mengapa aku tidak tahu?! Seharusnya aku sudah tahu dari dulu, maka aku tidak akan masuk ke dalam situasi seperti ini. Aku tidak bisa keluar dari ruangan ini. Gilbert mengunci pintunya.

Aku berlari ke arah pintu itu dan berusaha membukanya.

C-KLEK! C-KLEK! C-KLEK!
Ayo! Terbukalah!!! Biarkan aku keluar!!!

Jantungku berdegup kencang, tubuhku sudah mulai gemetar, kakiku melemas seketika. Pintu ini tidak kunjung terbuka. Aku harus sebisa mungkin menghindari orang ini!

"Kau mau kemana, Bianca?"

"Aku harus pulang, Gilbert.."

"Pulang?"

Gilbert terkekeh pelan.

Gilbert beranjak dari kursinya, dan mulai mendekatiku.

"Aku sangat rindu padamu, Bianca. Kemana saja kau?"

Gilbert memelukku dari belakang dan mencium pundakku. Bulu kudukku meremang seketika ketika mendapat ciuman dari Gilbert di pundakku.

"A..aku.."

Ciuman Gilbert beranjak dari pundakku ke leherku.

"Gil..berthhh.."

Sialan, jangan mendesah, Bianca!

Aku meremas gagang pintu itu sambil menahan desahanku. Napasku terputus-putus.

"Jangan..hh.."

"Mengapa kau pergi dariku, sayang? Tidakkah kau mengerti, calon suamimu ini sangat rindu padamu?"

Gilbert mengendus leherku membuat leherku terasa geli dan bulu tengkukku semakin meremang, kugigit bibir bawahku untuk menahan desahan dari mulutku.

"Gil..Gilbert! Lepas!"

Bodohnya aku malah menjauhinya dan berlari menuju sofa besar.

Aku jatuh terduduk di atas sofa panjang ruangan Gilbert. Gilbert dengan segera menindihku, dan langsung mencium bibirku serta melumatnya.

Oh! Astaga!

Aku memukul-mukul dada bidangnya selagi ia bermain dengan mulutku.

Sesak.. sesak sekali!

Gilbert melepas ciumannya dan berganti menciumi rahangku.

"Gil..Gilbert..."

"Aku merindukanmu, Bianca. Mengapa kau meninggalkan aku?"

Aku masih terdiam sambil menutup mataku. Tanganku berusaha mendorong Gilbert, tapi sia-sia. Tubuh Gilbert kekar dan kekuatannya juga lebih besar daripada kekuatanku.

Gilbert masih terus menciumi rahang, pipi dan pelipisku.

"Le..lepaskan aku!!! Apa yang kau inginkan!!!" suaraku mulai meninggi dan berusaha mendorong dada Gilbert, namun ia tidak bergerak menjauh sama sekali. Tenaganya sangat besar..

"Begitukah cara bicaramu terhadap calon suamimu, hm?" geram Gilbert yang seketika membuatku meremang.

Oh tidak..

"Gil..Gilbert.. kumohon, le..lepas.."

"No.. let me kiss you.. I miss your scent.."

Aku meremas lengan Gilbert saat ciuman Gilbert mulai turun ke leherku.

Princess and The Black SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang