6. Kau tidaklah aneh

2K 193 8
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Mentari pagi mulai menampakkan sinarnya di langit. Bersinar terang menerangi sebagian bumi, membangunkan makhluk-Nya dari tidur panjang.

Seorang gadis dengan rambut coklat baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia duduk di tepian kasur, mengumpulkan kesadarannya yang sempat menghilang saat dirinya tertidur. Nampak, matanya masih mengerjap-ngerjap, berusaha memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Setelah kesadarannya telah terkumpul, ia berdiri mengambil handuk yang tergantung di gantungan samping pintunya, melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar mandi guna membersihkan diri.

Tak lama kemudian, dia pun keluar lalu berjalan ke arah lemari. Dia membuka kedua pintu lemari kayu itu, mencari pakaian yang cocok untuk ia pergunakan. Dia mengambil sebuah baju kaos bertangan pendek dengan warna merah muda, rok selutut yang berwarna sama, serta blazer berwarna cream. Setelahnya ia memoleskan sedikit make-up di wajah tirusnya dan menenteng tas sandang berwarna hitam.

Saat semua telah siap, ia langsung turun ke lantai dasar rumahnya, melangkahkan kaki menuju dapur untuk sarapan.

"Morning, Ibu, Ayah!" sapa Charlie mendudukkan dirinya di kursi.

"Morning," balas Ibu dan Ayahnya serempak.

"Bu, apa ada yang bisa Charlie bantu?" tanyanya.

"Ada! Tolong Ibu memotong sayur-sayuran ini," jawab Ibunya.

"Baik, ibu!" seru gadis itu-Charlie. Dengan cepat, ia langsung menuju ke kulkas dan mengambil beberapa sayuran yang ada di dalamnya. Setelahnya Charlie mencuci semua sayuran itu lalu memotongnya kecil-kecil.

.

.

.

Semua sarapan telah selesai dibuat. Charlie, Ibu, dan juga Ayahnya duduk bersama sembari memakan makanan masing-masing yang telah tersedia di atas meja makan.

"Charlie, Ayah perhatikan kamu terlihat semangat sekali hari ini. Apa penyebabnya?" Seorang pria berusia yang tak lain dan tak bukan adalah Ayahnya Charlie, memecahkan keheningan di ruang makan dengan bertanya kepada anak semata wayangnya.

Charlie yang tengah memakan makanannya tiba-tiba tersedak. Ibunya yang khawatir, langsung menyodorkan segelas air putih kepada Charlie. Charlie menerimanya dan langsung meminumnya dengan cepat.

"T-tidak kok, Charlie biasa saja hari ini," jawab Charlie.

"Kamu bohong, ya?" ucap Ibunya mengintrogasi Charlie.

Prince Vampire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang