Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
Kedua orang yang berada di atas kasur itu pun, tak bisa berbuat apa-apa lagi. Mereka ingin pergi dan berlari meninggalkan kamar, tapi hal itu kalah dari rasa takut mereka.
Mereka sama sekali tak berani untuk bergerak maupun melawan. Tubuh mereka seolah kaku dan hanya bisa diam.
Si wanita tak berhenti mengeluarkan air matanya tanpa ada Isakkan sama sekali. Ia hanya bisa memeluk sang pria, atau lebih tepatnya sang suami mungkin(?) yang kini berada di sampingnya dan menangis di pelukannya.
Sang pria yang melihat si wanita ketakutan, akhirnya berusaha mencari cara agar mereka bisa selamat.
Ia menatap seisi ruangan, berharap menemukan sesuatu yang bisa mereka pakai untuk kabur. Matanya berhenti kala melihat sebuah pistol di atas nakas samping kasurnya. Tanpa pikir panjang, ia mengambil pistol itu lalu berdiri mendekati sosok di depannya.
Dengan tangan yang sedikit bergetar, ia menodongkan pistol itu tepat mengarah ke kepala si sosok.
Dor, dor, dor!
Berulang kali sang pria menarik pelatuk pistol, tapi tak ada satu peluru pun yang berhasil mengenai sosok di depannya.
Kembali, ia menarik pelatuknya hingga habis tak tersisa. Dan lagi-lagi semua percuma, yang dia lakukan tidak ada gunanya. Pria itu hanya bisa terduduk lemas di lantai setelah itu.
"Berani sekali kau menodongkan pistol padaku!" Si sosok berseru tajam.
Keduanya seketika menciut dan hanya dapat menganga tak percaya kala sadar akan suara dari si sosok.
Ya, suara yang amat mereka kenal. Tidak lain dan tidak bukan adalah calon menantu di keluarga Lim, Kevin Ron!
Si sosok, atau lebih tepatnya Kevin Ron, tersenyum lebar penuh kemenangan. Tanpa banyak basa-basi lagi, dia memulai rencananya. Dia melangkah, mendekati sepasang manusia yang kini mati ketakutan di depannya.
Cahaya biru nampak keluar dari tangan Kevin kala dia mengangkat tangannya. Tak lama, muncul sebuah pedang panjang dengan gagang bermotif mawar merah di genggamannya.
Sling ...
Crash!
"Hoek!" Muntahan darah berhasil keluar dari mulut si pria. Dadanya berhasil tertusuk oleh pedang tajam itu.
Matanya mulai mengabur dan nafasnya tercekat. Dia tak bisa berbuat apa pun lagi sampai hembusan nafas terakhirnya. Dia mati dengan sangat mengenaskan.