Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
Seorang gadis nampak terbangun dari tidur panjangnya."Dimana aku?" gumamnya, memandang sekelilingnya.
Ini bukan tempat yang ia kenal!
Dia bangkit berlahan, terduduk di atas kasur. Kepalanya mencoba mengingat kejadian yang menimpanya sebelum berada di tempat ini.
"Kevin!" Dengan keras, ia menyebut nama seseorang yang tiba-tiba muncul dalam ingatannya.
Yah, gadis itu adalah Charlie. Charlie ingat jika ia diculik oleh tiga orang pria yang tidak dirinya kenal, lalu Kevin datang dan menyelamatkannya. Dan selanjutnya ...
Ia tertembak 'kan?
Tapi, kenapa dia masih bisa hidup sampai sekarang? Dan sepertinya tidak ada darah yang mengalir lagi dari dadanya. Lalu, dimana Kevin?! Apakah dia selamat?!
Dengan cepat, Charlie langsung berdiri dari kasur dan berjalan menuju pintu keluar. Tak Charlie pedulikan tentang kepalanya yang masih pusing saat ini.
Cklek!
Pintu terbuka, namun bukan Charlie yang membukanya. Seseorang masuk ke dalam.
"Mau kemana kau?" tanya orang itu pada Charlie.
Charlie menatapnya lalu menggeleng. "A-aku tidak ingin kemana-mana. Aku hanya ingin tahu dimana sekarang aku berada," jelas Charlie berbohong.
"Kau ada di rumahku," balas orang itu.
"B-bagaimana bisa aku berada di rumahmu?" tanya Charlie heran.
"Nanti saja bertanya hal itu. Untuk sekarang ikuti aku!" ajak orang itu.
Charlie terlihat sedikit enggan mengikuti pria berambut hitamitu, ada rasa ketidakpercayaan yang muncul di benaknya. Charlie takut jika pria itu bukanlah seorang pria baik-baik. Charlie takut pria itu akan berbuat sesuatu padanya.
"Aku tidak akan berbuat sesuatu padamu, cepat ikuti aku!" seru pria itu, dan akhirnya dengan sedikit ragu-ragu Charlie pun mengikutinya.
Mereka berjalan menyusuri lorong-lorong gelap yang di dalam rumah tersebut. Charlie semakin ketakutan. Ia memelankan langkahnya. Ya Tuhan, semoga tidak ada yang terjadi padaku!doanya di dalam hati.
Tak lama kemudian, mereka berhenti di depan sebuah pintu kayu dengan warna coklat gelap. Dengan perlahan, pria itu membuka pintu kayu tersebut.
Seketika, Charlie terkejut kala melihat seorang pria berambut putih yang amat ia kenal sedang duduk di atas kasur sambil membelakanginya.