23. Kelulusan

929 89 12
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun pun telah berlalu, hingga tak terasa sebentar lagi mahasiswa dan mahasiswi Universitas Valery akan mengadakan acara kelulusan.

Charlie, salah satu mahasiswi yang lulus S-1 tahun ini, kini tengah terlentang di atas kasur berukuran queen size miliknya sembari menatap langit-langit kamar.

Charlie terlihat sedang memikirkan sesuatu. Ia berfikir tentang masa depannya nanti, dan apa yang akan ia lakukan selanjutnya setelah lulus.

Tok, tok, tok ...

Suara ketukan pintu menyadarkannya kembali ke dunia nyata. Dengan cepat, Charlie berdiri dan langsung membukakan pintu kamarnya.

"Ibu? Ada apa?" tanya Charlie saat melihat ibunya tengah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Sayang, bisa ikut Ibu sebentar?" Sang ibu bertanya balik.

"Baiklah," turut Charlie, segera mengikuti ibunya ke lantai bawah.

.

Setibanya Charlie di ruang keluarga, ia melihat ayahnya yang sedang menonton televisi.

"Duduklah, Sayang," ucap ibunya, menyuruh sang anak untuk duduk di sofa.

Charlie mengangguk dan mendudukkan dirinya. "Ada apa, Ayah, Ibu?" tanya Charlie to the point.

"Ayah harus mulai dari mana dulu, ya?" Ayahnya membuka suara. "Jadi Charlie, apa kau sudah punya orang yang kau sukai?" sambung ayahnya.

Charlie menggeleng pelan. "Memangnya kenapa?"

"Tidak, Ayah hanya ingin bertanya. Sebentar lagi kau akan lulus bukan? Apa kau tidak berniat ingin menikah?"

"Uhuk! Uhuk!" Charlie tersedak tehnya setelah mendengar ucapan sang ayah. "Untuk hal itu, belum terpikirkan," jelas Charlie.

"Jika kau sudah berpikir untuk menikah, bolehkah Ayah yang memilih pasangan untukmu?" tanya ayahnya kembali.

"Memangnya, Ayah ingin memilih siapa?" Charlie balik bertanya.

"Apa kau ingat, kita pernah ke rumah nenekmu di jepang saat kau kecil dulu?" ungkap ayahnya.

Charlie mengangguk. "Ya, aku ingat."

"Apa kau ingat, kau memiliki teman laki-laki di sana?"

"Eren?"

"Tepat sekali. Sekarang, dia bekerja di sini, meneruskan cabang perusahaan ayahnya," jelas sang ayah.

Prince Vampire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang