Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
Satu minggu telah berlalu sejak berita sakitnya Kevin, dan sampai sekarang pria itu juga belum kembali hadir untuk belajar di kampus.
Charlie merasa sangat khawatir, sebab Kevin tidak bisa dihubungi karena dia sama sekali tak memiliki nomor telepon pria itu. Dia juga tidak berani untuk kembali ke rumah Rendy dan menjenguk Kevin.
Begitupula dengan hubungannya dan Shasa. Kini, hubungan mereka sudah mulai semakin membaik.
Pagi ini, sekitar pukul 7.30, Charlie berjalan menyusuri koridor kampusnya. Hari ini Charlie datang lebih pagi dari biasanya, bahkan dia datang sebelum Natasya.
Charlie berjalan santai sembari memainkan ponselnya menuju ke kelas.
"Charlie!" Seseorang memanggil Charlie, membuat gadis itu segera menoleh.
"Hai, Charlie. Selamat pagi!" sapa Shasa yang baru saja memanggil Charlie.
Charlie menghentikan langkahnya. "Ya, pagi juga," balas Charlie ramah.
"Kenapa?" Charlie langsung bertanya maksud dan tujuan Shasa, karena tidak biasanya Shasa memanggilnya pagi-pagi.
Merasa tau apa yang dimaksud Charlie, Shasa langsung menjawab, "Em ... aku ingin menanyakan sesuatu padamu."
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Ku dengar, kau kenal dengan seorang pria jurusan bisnis S-2 di kampus ini?" Shasa bertanya to the point.
Charlie mengernyitkan dahinya. "Apa yang kau maksud itu Kevin?" ucapnya balik bertanya pada Shasa.
"Iya, tepat sekali! Dia Kevin Ron. Kau tau dia 'kan?!" seru Shasa.
"Ya, aku tahu dia. Memangnya kenapa?"
"Tidak, aku hanya penasaran dengan calon tunanganku." Shasa nampak sangat senang mengucapkan kata 'tunangan'.
Charlie yang mendengar tiba-tiba saja kaget dan terdiam mematung. "C-calon tunangan?" Charlie menautkan kedua alisnya. Entah kenapa, hatinya sangat sakit setelah mendengar hal itu.
Shasa mengangguk dan tersenyum lebar. "Ya, dia calon tunanganku. Sebenarnya, aku juga tidak tau bagaimana kejadiaannya, tiba-tiba saja papaku datang dan bicara padaku. Dia mengatakan, bahwa diriku akan bertunangan dengan seorang pria bernama Kevin Ron yang satu kampus denganku," jelas Shasa.
"A-apa kau tidak salah orang? Maksudku, nama Kevin sangat banyak di kampus ini," ucap Charlie seolah tak percaya dengan apa yang Shasa ucapkan. Hatinya seperti tak menerima semua penjelasan yang keluar dari mulut Shasa.