Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya, aku terbangun dari tidurku yang tidak nyenyak sama sekali. Siapa juga yang bisa nyenyak saat kalian sedang ditawan seperti diriku saat ini?!
Aku membuka mata pelan, dan seketika aku melihat ada sepiring makanan di depanku.
Aku menatap sekitar, ternyata aku masih berada di tempat yang kemarin. Kakiku juga masih terikat dengan kencang, sedangkan tanganku memang tak terikat dan seharusnya bisa membuka ikatan di kaki, tapi entah mengapa tali yang mengikat kakiku seakan-akan sebuah tali yang terbuat dari besi.
Berulang kali aku mencoba melepaskannya, namun nihil, semua usaha yang kulakukan tak berguna.
Kruk ...
Perutku mulai berbunyi minta diisi. Aku merasa sangat lapar, karena dari pagi kemarin aku belum makan sama sekali, hanya sedikit sarapan.
Aku melirik makanan di depanku. Terlihat biasa, hanya ada roti dan beberapa makanan kecil lainnya.
Di satu sisi aku ingin memakannya, tetapi aku takut jika makanan itu diberi racun atau obat sembarangan. Namun disisi lain, perutku benar-benar sakit karena kelaparan. Aku tak ingin mati kelaparan di sini!
Akhirnya, dengan terpaksa aku memutuskan untuk sedikit memakan makanan itu. Garis bawahi! Hanya sedikit!
Seusai diriku makan, tiba-tiba saja terdengar langkah kaki seseorang. Aku langsung melirik ke asal suara.
"Kau sudah menghabiskan makananmu?"
Suaranya sama! Tidak salah lagi, dia pria yang kemarin!
Aku diam tak menjawab pertanyaannya.
"Cih! Dasar manusia! Apa kalian semua bisu?!" Ia berseru kesal.
Manusia?! Aku membatin bingung.
"Bawa dia!" Dia memberikan perintah entah kepada siapa.
Setelahnya, aku terkejut karena tiba-tiba saja ada dua orang di sampingku. Entah dari mana mereka datang, aku benar-benar takut.
Mereka mengangkat tanganku dan membuatku berdiri dari dudukku. Seketika itu pula, tali yang mengikat kakiku, hilang dengan sendirinya. Aku menganga tak mengerti. Kemudian, mereka membawaku melangkah entah kemana.
.
Setelah berjalan cukup jauh dari tempat pertama aku berada, aku mulai melihat cahaya yang sedikit terang. Bukan cahaya dari lampu, melainkan hanya cahaya dari obor dan api.