8. Khawatir

1.4K 174 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Setibanya di ruang kesehatan kampus, Antony segera meletakkan tubuh Charlie ke atas brangkar.

"Ada apa ini?! Apa yang terjadi dengan dia?!" Seorang wanita yang terlihat masih muda, menghampiri Natasya dan bertanya.

"Bu, tolong teman saya," jawab Natasya cepat kepada wanita itu yang merupakan salah seorang petugas penjaga ruang kesehatan di Universitas Valery.

"Iya, tapi jawab dulu kenapa temanmu bisa jadi seperti ini?" Wanita itu bertanya lagi.

Natasya mengangguk cepat. Ia menceritakan semua yang telah terjadi, mulai dari Charlie yang lupa untuk mengerjakan tugas Pak Hans, membuat dosen itu marah lalu memberinya hukuman dengan membersihkan toilet, namun tak kunjung kembali setelah hampir dua setengah jam pergi. Hingga kondisi Charlie yang ia dan Antony temukan pingsan di lantai dengan pakaian basah, serta pintu toilet yang terkunci dari luar. Semuanya ia jelaskan secara rinci.

"Baiklah, Ibu akan memeriksanya terlebih dahulu. Kalian berdua silakan keluar," tegas si Ibu, membuat Natasya dan Antony mengangguk patuh keluar ruangan. Mereka menunggu sembari duduk di kursi tunggu yang berada tepat di depan ruang kesehatan.

"Aku benar-benar khawatir." Natasya berhela kasar, menyenderkan punggungnya di dinding.

"Kau tenang saja, kita serahkan semua pada, Bu Giselle," ucap Antony menenangkan Natasya.

Natasya menatapnya sejenak lalu mengangguk. "Yang aku pikirkan sekarang ialah, kenapa pakaian Charlie basah kuyup seperti itu? Tidak mungkin 'kan dia terpeleset dan pingsan?" tutur Natasya sedikit berpikir.

"Tidak mungkin. Jika dia jatuh karena terpeleset, tidak mungkin bajunya basah semua seperti itu. Lagipula pintu terkunci dari luar, jadi kemungkinan ada seseorang yang menguncinya lalu menyiramnya dari celah atas toilet," pikir Antony.

"Kalau memang seperti itu, kupastikan orang itu tidak akan selamat!" geram Natasya kesal. Tangannya terkepal.

"Kita tanyakan langsung saja pada Charlie saat dia sudah siuman nanti. Jangan berfikiran negatif dulu, itu hanya tebakanku," saran Antony, dan Natasya mengiyakan.

*
.

*
.

*
.

*
.

*

Setelah hampir sepuluh menitan menunggu di depan ruang kesehatan, Natasya dan Antony segera menoleh kala Bu Giselle keluar dari ruangan itu.

Prince Vampire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang