Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
"Selamat datang, Tuan dan Nyonya." Dua orang dengan pakaian pelayan menyambut kami di pintu masuk.
"Tolong satu meja untuk dua orang," ucap Kevin.
Kedua pelayanan itu langsung menanggapi dengan anggukan.
"Silahkan lewat sini, Tuan." Seorang pelayan berjalan mendahului kami.
Kami mengikuti pelayan tersebut.
.
Sesampainya di meja yang dimaksudkan si pelayanan, aku dan Kevin langsung mendudukkan diri kami di kursi.
Aku mulai membuka buku menu dan melihat-lihat ratusan nama makanan yang telah tersusun rapi di buku itu. Mataku terbelalak tatkala melihat harga-harganya yang bisa di bilang sangat expensive. Harga termurah saja sekitar £20.00 Inggris.
(£20.00 = 20 Poundsterling inggris, setara dengan Rp.383.000,00-kurang lebih)
Bisa kalian bayangkan berapa banyaknya itu hanya untuk membeli sebuah pancake berukuran mini!
Oh My God! Aku benar-benar gila di sini!
"Kau ingin apa?" Aku menoleh kala Kevin bertanya padanya.
"Terserah kau saja," jawabku singkat.
Sungguh, aku benar-benar tak bisa memilih makanan-makanan ini.
Setelahnya, Kevin memanggil pelayan dan memesan makanan kami.
.
Setibanya makanan datang, kami segera memakan makanan dengan tenang.
***
Kami kembali ke kantor setelah selesai makan. Dan lagi-lagi, aku kembali ke ruang CEO yang amat membosankan ini. Aku sama sekali tak bisa kemana mana, hanya bisa menatap seorang pria yang tengah fokus ke layar laptopnya.
"Kevin, bolehkan aku berkeliling kantormu?" Aku bertanya padanya, berharap akan ada keberuntungan.
"Tidak!" Kevin menjawab ketus.
Sepertinya, dunia benar-benar tidak memihak diriku.
"Ayolah, aku tak akan kabur!" seruku. "Bagaimana kalau, kau yang menemaniku?" saranku menambahkan.
Ya setidaknya aku bisa keluar dari tempat membosankan ini, walaupun tidak bisa kabur.
"Tidak bisa! Aku punya meeting sebentar lagi." Kevin menolak mentah-mentah.