Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
.
.
Ketiga pria dengan penampilan acak-acakan, nampak membawa seorang gadis muda bersurai cokelat ke dalam ruangan kecil di sebuah gudang kosong.
"Halo, Nona. Kami sudah menangkap orangnya," ucap salah seorang pria di telepon kala rekannya yang lain tengah mengunci pintu ruangan tempat gadis itu berada.
"Bagus! Tetap awasi dia!" sahut seorang lagi di seberang telepon.
"Siap!" Dengan sepatah kata siap, pria itu menutup sambungan teleponnya seraya memberitahukan kepada para rekannya agar menjaga ketat area gudang.
.
.
.
Bunyi retakan menggema di sekeliling ruangan gelap nan hitam. Terlihat, seseorang mengernyitkan dahinya bingung, menatap intens gelas yang tengah dirinya pegang saat ini.
"Ada apa ini? Kenapa sihirku seperti memberontak? Pasti ada yang tidak beres," gumamnya memandang sejenak gelas di tangannya yang kini menampilkan beberapa garis retakan. Tak lama, ia pun meletakkan gelas itu di atas meja, menutup kedua matanya, bersandar di punggung sofa.
Deg!
Tiba-tiba saja sesuatu di dalam dirinya bergerak hebat, seolah-olah hendak keluar dari tubuhnya.
"Ada apa dengan sihirku?!" Ia kembali duduk dengan tegak, mencoba menenangkan diri dan mengatur napas. Kelang beberapa menit, dirinya kembali bersandar tatkala sudah merasa cukup tenang, namun tak berselang lama, tiba-tiba saja sekelebat bayangan muncul di kepalanya tepat di saat matanya hendak menutup.
Sontak, ia pun membuka kedua mata serempak disertai mulut yang memanggil nama dari seseorang. "Charlie!" Dia berdiri, menghadap ke jendela ruangan. Dan dalam hitungan detik, seketika dirinya berubah menjadi seekor hewan nokturnal bersayap yang biasa aktif di malam hari.
Apalagi kalau bukan kelelawar.
* .
* .
* .
* .
* .
*
S
eekor kelelawar tiba di sebuah rumah. Mendarat menuju semak-semak, bersembunyi di dalamnya. Tanpa seorang pun tahu, kelelawar itu berubah menjadi sosok seorang pria berambut perak dengan mata merah khasnya. Ia keluar, melangkah mendekati pintu, mengetuknya cukup keras.