30. Pembunuhan?!

711 64 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Seluruh anggota keluarga Lim, tak terkecuali Kevin, kini telah berada si depan pintu kamar saudara kedua mereka.

Shasa maju perlahan, membuka pintu tersebut. Para anggota keluarga satu persatu mengikuti langkah Shasa.

Deg!

Diam mematung tak percaya, itu yang sekarang terjadi pada mereka.

Air mata dan teriakan histeris para anggota keluarga perempuan, mulai menggema di seisi ruangan tersebut. Sedangkan nenek dan mamanya Shasa, mereka sudah pingsan usai tak percaya saat melihat kedua orang yang sangat mereka sayangi telah terkulai lemas tak bernyawa dan bersimbah darah.

Sebagian anggota keluarga mencoba mendekati kedua mayat tersebut. Setelah cukup dekat, mereka dapat melihat adanya bekas tebasan di leher si wanita dan tusukan benda tajam di dada kiri si pria.

"Mereka telah dibunuh! MEREKA TELAH DIBUNUH!" seru Eben–papa Shasa.

Kakek Shasa, sontak memegang dadanya. Tiba-tiba saja, ia merasakan sesak dan jantungnya berdetak kencang.

Dengan sigap, para anggota keluarga yang lain segera menangkap tubuh si tetua keluarga yang sudah pingsan.

"Kakek! Bangun!" teriak Shasa histeris, mencoba membangunkan sang kakek.

"Bawa Ayah ke kamarnya!" perintah sang kepala keluarga, yang tak lain adalah Eben Lim.

Para anggota keluarga yang memegangi sang kakek, mengangguk serentak. Dengan cepat, mereka membopong pria tua itu dan membawanya ke kamar.

"Kevin, bisakah kau panggilkan dokter kemari?!" pinta salah satu sepupu Shasa kepada Kevin yang berdiri di depan pintu kamar.

"Baiklah." Kevin pun segera merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya.

Setelahnya, dia segera menelepon dokter pribadi keluarga Lim setelah diberitahukan nomernya oleh salah satu sepupu Shasa. Sedangkan, Eben dengan cepat menelpon polisi untuk memecahkan kasus ini. Ia percaya bahwa adik dan adik iparnya telah dibunuh tadi malam, dan ia ingin semua hal ini bisa diungkap dengan jelas.

.

Lima belas menit berlalu, akhirnya dokter keluarga Lim pun datang dan segera mengecek kondisi sang tetua keluarga.

"Kevin, terima kasih atas bantuanmu," ucap Eben kepada Kevin. Mereka kini tengah berada di teras rumah.

"Tak masalah, Paman. Saya hanya membantu memanggilkan dokter," balas Kevin dengan sopan.

Prince Vampire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang