9. Bahaya!

1.3K 157 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

Suara ketukan pintu terdengar dari arah luar sebuah rumah sederhana berwarna cream.

"Ibu!" panggil Charlie yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya, menunggu dibukakan pintu oleh sang ibu.

Setelah beberapa menit menunggu, pintu pun akhirnya terbuka dan menapakkan wajah dari Ibu Charlie yang sedikit kaget usai melihat anaknya yang pulang lebih cepat. "Charlie? Kenapa kau pulang sangat cepat? Dan ... apa-apaan ini?! Oh ya ampun Charlie! Kenapa wajahmu sangat pucat?!" Dengan gerakan cepat, sang Ibu menghampiri anaknya dan memperhatikan wajah cantik itu dengan intens.


"Aku hanya sedikit pusing," balas Charlie.

"Benarkah? Tidak terjadi apa-apa denganmu 'kan?" Sang ibu kembali bertanya kepada anaknya.

"Iya, Ibu."

"Kalau begitu, ayo cepat ajak temanmu masuk. Mmm ... siapa namamu, Nak?" Ibu Charlie melirik ke Kevin yang berdiri di sebelah Charlie.

"Namaku Kevin," jawab Kevin tersenyum sejenak.

"Baiklah, Nak Kevin, ayo masuk."

"Ah! Tidak perlu." Kevin menggeleng. "Aku harus kembali ke kampus. Aku hanya mengantar Charlie saja ke sini, " tolak Kevin secara halus.

"Begitu, ya. Ya sudah, terima kasih banyak karena telah mengantar Putriku pulang. Kau baik sekali, Nak Kevin." Ibu Charlie memuji Kevin.

"Sama-sama, Bi," balas Kevin. Setelah itu ia segera menuju ke mobilnya dan meluncur kembali ke kampus.

"Ayo Charlie, masuk. Ibu akan buatkan teh hangat untukmu," ucap sang Ibu sesaat usai melihat mobil berwarna putih metalik milik Kevin telah pergi dari pekarangan rumahnya. Charlie mengangguk dan mengikuti Ibunya memasuki rumah.

"Kau langsung ke kamar saja dan beristirahat. Ibu akan mengantarkan teh-nya ke kamarmu nanti," perintah sang Ibu.

"Baik, Bu," patuh Charlie langsung melesat menuju kamarnya.

Setibanya di kamar, Charlie langsung merebahkan dirinya di atas kasur sembari menonton acara televisi dan menunggu teh buatan ibunya selesai. Tak lama kemudian, nampak sang ibu yang masuk ke kamar sembari membawa segelas teh hangat untuknya.

"Charlie ini tehnya. Langsung diminum." Charlie mengangguk dan menerima teh pemberian sang Ibu. Sedangkan sang Ibu kembali ke dapur untuk memasak makan siang.

Prince Vampire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang