14

202 23 8
                                    

Rumah dibuat geger oleh kepulangan Shakeela dalam keadaan tidak sadarkan diri, berpakaian seronok dan diantar oleh seorang lelaki pukul 3 pagi.

Sebelumnya, pada pukul 8 malam, Shakeela mengirim pesan pada Sabila bahwa dia akan menginap di rumah Ardisa. Karena itu, Sabila tidak khawatir. Akan tetapi... seperti ini kenyataannya?

Cowok yang mengantar Shakeela bukan Jack, melainkan teman Jack yang sungguh menyesal telah memulangkan Shakeela dalam kondisi seperti ini, menjelang subuh begini. Sebab dia mendapat omelan panjang lebar dari Guruh dan Sabila. Padahal, niat teman Jack ini baik loh. Kalau tidak teman Jack bawa pulang, Jack akan membawa Shakeela ke hotel. Setelah puas dimarahi, teman Jack itu langsung pulang dan berjanji tidak akan lagi-lagi bertindak seperti ini. Bodo amatlah Shakeela mau diapain saja oleh Jack.

"Ada apaan sih, Bi?" tanya Gema sambil menguap lalu mengucek-ucek matanya. Gara-gara ada suara berisik, Gema jadi terbangun dan memutuskan untuk turun ke ruang tamu. Di sana, dia bertemu dengan Bi Jono yang juga terbangun.

"Itu, Neng. Neng Shasha baru pulang jam segini."

Mata Gema terbuka sempurna seketika. "Hah?"

Oh iya, benar. Dia bisa melihat Guruh sedang menggendong Shakeela sekarang menuju kamarnya. Gema buru-buru mengikuti Guruh dan Sabila.

"Ada apa, Pa? Ma? Shasha kenapa?" tanya Gema sesampainya mereka di kamar. Belum juga terjawab, Gema sudah berkata lagi, "Huh! Kok Shasha bau banget alkohol!?"

Guruh dan Sabila langsung menatap Gema. Gema menutup mulutnya seketika.

Gila sih, gila! Jack bener-bener tidak waras! Bisa-bisanya dia membuat Shakeela sampai teler begini? Gema tau pasti! Ini perbuatan Jack.

Besok paginya, sebelum berangkat ke sekolah, Shakeela disidang oleh Guruh dan Sabila. Guruh terlihat sangat kecewa. Ya bagaimana tidak sih, dia diberi kepercayaan untuk menjaga dan merawat Shakeela. Tapi kelakuan Shakeela malah seperti ini.

Guruh kecewa. Kalau saja hal ini menimpa Gema, pasti Guruh akan menghukum Gema. Agar kapok dan tidak mengulanginya lagi. Tapi karena ini bukan Gema, Guruh jadi tidak bisa berbuat apa-apa selain kecewa.

Dalam persidangan itu, akhirnya Shakeela mengaku bahwa dia mempunyai seorang pacar bernama Jack yang anaknya nakal. Kontan membuat Guruh dan Sabila terkejut bukan main.

Gara-gara persidangan yang memakan waktu cukup lama ini, Guruh jadi melewatkan sarapan paginya. Pria itu langsung berangkat bersama dengan sopirnya dari kantor.

Sepeninggal Guruh, Shakeela menumpahkan semua air mata yang tersisa. Sungguh dia merasa takut pada Guruh tadi. Merasa malu pada Guruh dan Sabila. Merasa bersalah karena telah merusak kepercayaan yang sudah mereka beri padanya.

"Sudah, sayang. Sudah. Kamu jangan nangis lagi ya? Om nggak marah. Om hanya khawatir sama kamu." Sabila memeluk anak itu, mempersilahkan Shakeela untuk menangis di pelukannya.

"Tapi Shasha takut, Tante. Bagaimana kalo Om ternyata berniat ngusir Shasha dari sini? Shasha mau tinggal dimana, Tan?" ucap Shasha masih terisak.

"Hus, nggak. Om nggak akan mungkin mengusir Shasha dari sini. Kamu tenang aja ya, sayang. Pokoknya kamu dengerin kata Om tadi. Jangan diulangi lagi."

Shakeela melepas pelukan Sabila. Menatap Sabila dengan air mata beruraian. Sabila tersenyum melihatnya, berusaha menghibur sambil mengusap air mata Shakeela yang jatuh di pipi.

"Bener Om nggak akan ngusir, Shasha?" tanya Shakeela sesenggukan.

"Iya, sayang. Om Guruh nggak akan mungkin ngusir anak secantik Shasha." Sabila menyentil hidung Shakeela. Hal itu berhasil membuat Shakeela kembali tersenyum. "Nah, gitu dong. Senyum. Biar makin cantik."

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang