35

209 28 14
                                    

Perayaan ulang tahun Shakeela yang ke-17 tahun digelar malam ini. Bertempat di kediaman Swarabirama dan dihadiri oleh banyak orang yang semuanya adalah teman-teman sekolah Shakeela. Yee, namanya juga anak femes yang datang banyak dong. Ada kali hampir semua anak sesekolah. Jadi bisa dibayangkan seperti apa ramai dan riuhnya rumah yang juga ditinggali Gema?

Suara dentuman musik, suara tawa canda, dan suara-suara lainnya bercampur padu jadi satu. Makin memeriahkan pesta yang pada dasarnya sudah meriah ini. Bayangkan saja, ruang tengah rumah yang sebegitu luasnya disulap menjadi hall tempat berlangsungnya pesta. Dan untuk menampung jumlah tamu undangan yang membludak, halaman samping dan belakang sampai area kolam renang juga ikut didekor sedemikian rupa.

Bagi orang-orang yang pertama kali menginjakkan kakinya di kediaman ini, pasti akan tercengang sekaligus terkagum-kagum dengan rumah Swarabirama ini. Mereka pasti tidak menyangka kalau ternyata Gema sekaya ini! Soalnya Gema ini tidak terlihat seperti anak hedon kebanyakan. Dia masih sering menggunakan kendaraan umum ke sekolah. Dia juga masih sering minta dibayarin makan di kantin ke teman-temannya.

Dan mereka juga tidak menyangka kalau Shakeela bisa tinggal di rumah Gema yang mewah begini! Mereka jadi berandai-andai, andai saja mereka bisa sekaya ini, pasti mereka akan amat sangat senang sekali.

Termasuk adalah Tsania. Cewek itu tidak berhenti berdecak dengan kekayaan Gema. Dalam hati dia sempat menyesal kenapa dia tidak berteman baik dengan Gema kalau tau ternyata Gema sekaya ini. Ah, tapi tidak masalah. Kan dia berteman baik dengan Shakeela yang notabene tinggal bersama di rumah ini.

Ngomong-ngomong soal Gema, saat ini Gema sedang berada di dapur bersama Bi Jono yang sibuk membantu-bantu panitia bagian konsumsi. Keberadaan Gema di tempat itu tentu bukan dalam rangka membantu. Gema hanya duduk di kursi bar, memperhatikan kesibukan Bi Jono dan banyak panitia lainnya sambil menyangga dagunya.

"Neng, kok Neng malah di dapur sih? Sana keluar, Neng. Sama temen-temen, Neng." Ujar Bi Jono.

"Temen-temen Gema siapa, Bi? Giza, Gerald sama Ganesha nggak ada. Mereka Gema larang buat kesini. Ini bukan acara Gema. Jadi nggak penting. Lagian kalo maksa mereka kesini, yang ada ntar mereka pada bikin rusuh." Cerita Gema sambil manyun.

"Tapi temen-temen Neng Gema kan nggak cuma mereka to? Masa segitu banyak nggak ada temen Gema?"

Gema menggeleng. "Nggak, Bi. Mereka bukan temen Gema. Mereka malah belum lama ini musuhin Gema."

"Musuhin kenapa, Neng? Neng Gema bikin salah apa sampe dimusuhin?" saking serius dan kagetnya, Bi Jono sampai menghentikan pekerjaannya dan mendekati Gema.

"Nggak bikin salah apa-apa, Bi. Tapi eh, Gema dimusuhin. Kan sebel. Makanya, Gema nggak temenan sama mereka." Gema mengadu layaknya seorang anak yang sedang mengadu pada ibunya.

Bi Jono mengulurkan tangannya, mengelus-elus lengan Gema. "Yang sabar ya, Neng. Orang kalo mau naik kelas emang banyak cobaannya."

"Gema masih lama naik kelasnya lagi, Bi. Baru kemaren-kemaren."

"Bukan naik kelas dalam sekolah, Neng. Tapi naik kelas kehidupan."

Gema terkekeh geli. "Ah, Bi Jono bahasanya tinggi bener. Jangan tinggi-tinggi, Bi. Ntar jatohnya sakit loh."

"Ah, Neng bisa aja."

Usai mengobrol dengan Bi Jono, akhirnya Gema keluar dari dapur. Sekeluarnya dia dari dapur, dia disambut oleh para tamu undangan yang tidak berhenti-berhentinya menyatakan kekagumannya akan mewahnya rumah yang Gema tempati.

Gema yang risih memutuskan untuk keluar dari kerumunan itu. Cih, dasar! Giliran di rumahnya yang bak istana baru deh mereka sosoan mendekati Gema! Di saat itulah, tanpa sengaja dia bertemu dengan Gagas dan Micky serta yah, Genta.

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang