Come up to meet you
Tell you I'm sorry
You don't know how lovely you are
I had to find you
Tell you I need you
Tell you I set you apartTell me your secrets
And ask me your questions
Oh let's go back to the start
Running in circles, coming up tails
Heads on science apartNobody said it was easy
It's such a shame for us to part
Nobody said it was easy
No one ever said it would be this hardOh take me back to the start
Niat Shakeela untuk menyapa lelaki yang sudah tiba lebih dulu di kelas terpaksa dia urungkan, mengingat perlakuan Genta padanya dan apa yang dia temukan di kamar Gema. Belum lagi, samar-samar Shakeela mendengar lantunan lagu The Scientist milik Coldplay yang disetel dari HP Genta. Benar, cowok itu sedang membaca buku di kelas yang masih sepi ini—hanya ada mereka berdua—sambil mendengarkan mp3.
Nyeri, rasanya nyeri sekali melihat Genta seperti itu. Mendengar suara Chris Martin menyanyikan lagu yang berisi tentang seorang lelaki yang masih mengharapkan mantannya.
Karenanya, Shakeela langsung menuju tempatnya duduk. Diam sambil berharap cowoknya itu akan menyapanya atau mengajaknya bicara lebih dulu meskipun dalam hati kecilnya, Shakeela merasa itu hal yang mustahil.
Sampai lagu itu berhenti, hal yang dia harapkan tidak terjadi. Dan mungkin memang tidak akan pernah terjadi. Gadis itupun tersenyum getas. Harusnya dia mengerti dengan sikap Genta yang cuek seperti itu, harusnya dia paham pada cowok yang memang cukup sedikit bicara itu. Harusnya dia tau karena dari awal dia sudah merasa itu hal yang mustahil!
Untuk kesekian kali, Shakeela kembali tersakiti.
Di tengah kegalauan yang menghampirinya, Shakeela teringat pada seseorang. Iya, hampir saja Shakeela lupa kalau dia memiliki teman yang sudah menganggapnya seperti adik sendiri. Ya, Ardisa.
Setelah bertemu dengan Ardisa dan mengajaknya ke taman pagi ini, Shakeela menceritakan semuanya. Tidak lupa, cewek itu selalu menyertakan tangis setiap mengingat perlakuan Genta terhadapnya.
Ardisa terkejut. Tidak menyangka adik kelas kesayangannya ini akan diperlakukan seperti ini oleh Genta yang dia kira adalah cowok baik-baik.
"Kak, aku takut... Aku takut kalau ternyata Genta masih suka sama Gema... Gimana kalo itu sampe terjadi, Kak? Aku harus bagaimana?" tanya Shakeela sambil sesenggukan.
Jujur saja, Ardisa sendiri tidak tau harus bicara apa. Dia hanya bisa memeluk Shakeela.
"Aku nggak mau kehilangan Genta, Kak...Aku beneran sayang sama dia..." lanjut Shakeela kian sedih dan nelangsa.
"Iya, iya, gue tau. Menurut gue, ini cuma masalah waktu aja, Sha. Mungkin Genta masih belum terbiasa dengan lo sebagai pacarnya. Yang terpenting, lo jangan sampe berhenti nunjukkin rasa sayang lo ke dia. Gue yakin, dengan begitu lama-lama Genta bakal sadar kalo lo itu pacarnya."
Shakeela mengurai pelukan Ardisa, "Benarkah?" Gadis itu mengerjapkan kedua matanya yang basah.
Dengan ragu dan dengan senyum yang dipaksakan, Ardisa mengangguk. Anggukan Ardisa ini ternyata cukup ampuh untuk membuat Shakeela tersenyum. Melihat adik kelas kesayangannya seperti ini jadi membuat Ardisa kasihan. Diapun mengelap air mata di pipi Shakeela. "Jangan nangis gitu dong, ah. Ntar jelek." Ledeknya yang kemudian mampu membuat Shakeela kini tertawa sejenak.
⚡
Setelah tadi pagi Shakeela berbicara padanya, siangnya Ardisa langsung menemui Genta. Tentu saja sebelumnya dia memastikan dulu kalau Genta benar-benar sendirian dan tanpa sepengetahuan Shakeela.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen Fiction(COMPLETE) Hidup Gema jadi tak semenyenangkan dulu setelah kedatangan Shakeela. Gema ditinggal oleh Gesang, Gema harus berbagi kasih kedua orang tuanya, Gema juga harus merelakan Genta. Hanya Ganesha, Gerald dan Giza saja yang selalu setia bersamany...