55

251 32 2
                                    

Kembalinya Shakeela membuat sekolah gempar. Sebab, gadis yang selalu terlihat cantik, anggun, ayu dan terawat, muncul di sekolah dengan awut-awutan. Wajahnya suram dan pucat. Tidak ada senyum seperti biasanya. Ternyata efek patah hati bisa menyeramkan seperti ini. Bisa membuat gadis yang cantik jelita jadi seperti sadako.

Yang membuat gemparnya lagi adalah Shakeela bilang pada Tsania yang kemudian menyebar ke sekolah dalam sekejap bahwa sudah beberapa hari ini Shakeela tidak lagi tinggal di rumah Swarabirama. Shakeela bersama ibunya tinggal di hotel dikarenakan ada masalah dalam keluarga Swarabirama.

Hal itu menuai simpati anak-anak. Sudah diputuskan sepihak oleh Genta, lalu pergi dari rumah dan tinggal di hotel bersama ibunya. Pantas saja Shakeela sampai down seperti ini.

Gema. Pasti ini semua karena Gema. Shakeela yang mereka puja bisa seperti ini dikarenakan Gema yang merebut Genta dari sisinya. Shakeela yang pergi dari rumah bersama ibunya juga pasti karena Gema. Akibatnya, Gema mendapat banyak kecaman dan desakan agar mengembalikan Genta ke sisi Shakeela serta entah bagaimana caranya Gema harus bisa membawa Shakeela kembali ke rumah Swarabirama dimana memang itulah rumah Shakeela, karena memang itu hak Shakeela untuk tinggal di kediaman megah Swarabirama. Mereka tidak mau dan tidak ingin melihat Shakeela sedih seperti itu. Mereka ingin Shakeela kembali seperti Shakeela yang dulu. Mereka juga menuntut bahwa tidak seharusnya Gema merebut hak kebahagiaan Shakeela.

Astaga! Gema hanya bisa menghela nafasnya kasar. Sebegitu besarkah cinta mereka pada seorang Shakeela?

"Apa yang berhak bahagia cuma dia?" tanya Gema dengan nada bicara stabil di depan sahabat-sahabatnya. Hanya saja, ada kekecewaan yang tersirat di dalamnya. Gema miris, teringat dulu tidak ada orang yang membecinya—ya kalaupun ada, pasti hanya di belakangnya saja—sangat berbeda dengan sekarang dimana dia punya hatters yang bejibun hanya karena dia yang diduga bermasalah dengan Shakeela.

Giza mengelus punggung Gema, "Everyone deserves to be happy, Gem."

"Udah lah, Gem. Nggak usah lo pikirin anjing-anjing yang menggonggong itu. Kerjaan mereka udah, ngegonggong. Kalo nggak gitu, mereka mati. Kalo mereka mati, hidup kita jadi flat. Ibarat film, ceritanya jadi ngebosenin." Ucapan Ganesha membuat Gema, Giza dan Gerald kompak menoleh padanya. Ini tidak salah kan? Ganesha bisa berbicara sekeren itu.

"Nesh? Lo habis makan apa?" tanya Gerald serius.

"Makan nasi sama tempe doang. Kasian ya gue, makannya gitu doang." Ganesha memasang wajah memelas. Tapi berkatnya, Gema yang dari tadi seperti terpengaruh dengan kondisi sekitarnya, jadi bisa sejenak tertawa. Memang soal hibur menghibur Ganesha jagonya.

"Jadi, Gem, sekarang lo udah balik ke rumah lo lagi?" tanya Giza mengganti topik.

Gema mengangguk, "Gesang juga. Kapan-kapan kalian musti main ke rumah. Nginep kalo perlu."

"Harus itu! Gue udah nggak sabar mau tanding PS sama abang lo!!!" sahut Ganesha paling semangat.

"OI, SHASHA BUNUH DIRI!!!" terdengar teriakan dari seorang anak dengan suaranya yang lantang, yang mampu terdengar oleh seluruh penjuru kantin.

Semua yang ada di kantin terang kaget bukan main. Lalu tanpa pikir panjang, mereka meninggalkan makanan mereka begitu saja untuk mengikuti anak cowok yang barusan berteriak itu, yang menuntun mereka pergi ke tempat Shakeela bunuh diri.

Tak terkecuali Gema dan ketiga sahabatnya.

Gelanggang renang sangat ramai. Berjubel sampai Gema yang badannya kecil kesusahan untuk menerobos apalagi lewat. Kesusahan bukan berarti tidak bisa ya, karena dengan perjuangannya itu, akhirnya Gema berhasil masuk ke area kolam renang.

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang