30

212 27 6
                                    

Tubuh Genta mematung seketika begitu mobilnya berhenti di depan sebuah rumah yang besar. Bukan karena rumahnya yang besar dan megah, lebih karena dia kenal betul dengan rumah itu. Pantas saja Genta merasa familier ketika Shakeela menunjukkan arah jalan ke rumahnya.

Ternyata rumah ini adalah rumah Gema.

"Ini kan—"

"Rumah Gema." Potong Shakeela. Genta menoleh pada cewek yang masih lemah yang duduk di sampingnya. Menuntut penjelasan. Shakeela memperbaiki posisi duduknya sembari tersenyum.

Sebelum di antara kedua orang itu ada yang berbicara lagi, gerbang dibuka. Muncul Bi Jono kepayahan sambil membawa payung. Maklum, siang ini masih hujan deras.

Genta menurunkan kaca mobilnya begitu dia melihat bayangan wanita tua itu berjalan mendekati mobilnya. Saat matanya dan mata Bi Jono bertemu, keduanya sama-sama terkejut.

"Ta," Shakeela menggugah Genta agar kembali menjalankan mobilnya setelah gerbang sepenuhnya terbuka.

Ketika mobil Genta sudah masuk ke dalam halaman rumah, saat itu Bi Jono yang hendak menutup gerbang kembali dikejutkan untuk yang kedua kalinya dengan melihat Gema yang pulang diantar Ganesha dalam kondisi basah kuyup karena hujan.

"Neng Gema?"

Sabila yang menyambut kepulangan Shakeela juga tidak kalah terkejut. Sebab, Shakeela pulang diantar oleh Genta. Lalu kondisi Shakeela dan Genta yang sama-sama basah kuyup.

"Kalian?"

"Tante..." rintih Shakeela segera menghambur ke pelukan wanita itu.

"Kamu kenapa sayang? Kenapa kamu basah kuyup begini? Kamu kehujanan?" Sabila langsung lupa dengan rasa terkejutnya. Berganti dengan rasa khawatir. "Tubuh kamu dingin sekali, sayang? Sebenarnya ada apa? Bilang sama Tante."

"Lebih baik Shasha cepet-cepet menghangatkan diri, Tan." Sela Genta.

"Kamu benar." Sabila setuju. Diapun segera membawa Shakeela yang lemas ke kamarnya. Namun karena tidak kuat, dia meminta bantuan pada Genta, "Genta, tolong bantu Tante anter Shasha ke kamar."

Kembali ke Bi Jono yang masih terkejut di depan gerbang rumah.

"Neng kok hujan-hujanan gini? Aduh, Neng, gimana kalo sakit? Neng jangan bikin Bi Jono khawatir." Bi Jono langsung mengelus-elus lengan Gema dan segera memayunginya.

"Iya tuh, Bi. Gema ngeyel banget. Disuruh nunggu reda nggak mau!" adu Ganesha sambil memonyongkan bibirnya.

"Sssst! Nggak usah ngadu lo ah! Ya udah gue masuk nih. Lo juga ayo, gue pinjemin bajunya Gesang nanti." Gema mengajak Ganesha untuk mampir. Kasihan juga Ganesha ikut basah kuyup karenanya.

"Iya, Mas Ganesh. Mas Ganesh juga basah tuh. Ntar kalo Mas Ganesh sakit juga, gimana?" timpal Bi Jono juga khawatir pada Ganesha.

Ganesha tersenyum sombong. "Ganesha kuat. Kehujanan gini nggak bakal bikin Ganesh sakit."

"Eh, lo tuh manusia biasa! Bukan Iron Man, bukan Captain America. Nggak usah sok kuat. Buruan masuk!" paksa Gema.

Namun Ganesha tetap menolak. Dia terlalu yakin kalau tubuhnya itu kuat. "Mereka aslinya juga manusia biasa yang pernah pilek, Gem."

"Makanya! Udah deh, baju Gesang banyak kok yang nggak kepake. Daripada dibuang, mending gue kasih ke lo kan?"

"Yeeee, lo pikir gue apaan? Enak aja lo kasih gue barang bekas! Gue bisa beli sendiri, Gem!" dengus Ganesha membuat Gema dan Bi Jono tertawa. "Ya udah, gue pamit ye. Titip salam buat Om Guruh sama Tante Bila. Salam kangen dari Ganesh, oke?" Ganesha siap menyalakan motornya lagi.

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang