Gendis kaget luar biasa begitu membuka pintu rumahnya muncul Garang bersama Gema dengan kondisi Gema yang berantakan dan basah kuyup. "I-ini... ada apa? Kak Garang?" Gendis menuntut penjelasan pada putra sulungnya. Nafasnya langsung naik turun, beliau naik pitam. Dugaannya, putranya itu pasti telah melakukan hal yang tidak-tidak pada Gema.
Garang menggeleng cepat sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya heboh. Kemudian Garang mendekati bundanya, membisikki sesuatu. Gendis sempat melebarkan kedua mata mendengar bisikan Garang. Sedetik kemudian, dia langsung mendekati Gema dengan wajah khawatir dan lembut, "Gema, malam ini kamu istirahat di sini saja ya? Ayo, biar Tante anter kamu ke kamar."
⚡
Pagi tiba. Dan semua keluarga Gendis berkumpul untuk sarapan pagi. Ada Gendis selaku ibu rumah tangga, lalu ada Guntur yang siap bekerja hari ini, kemudian ada ketiga anak mereka yang masing-masing sudah duduk di bangku universitas, bangku SMA dan bangku SD.
Selain Gendis, Guntur dan Garang, tidak ada yang tau kalau Gema berada di rumah ini.
"Gema mana, Bun?" ucapan Guntur memecah konsentrasi sarapan semuanya.
Genta sampai gagal menyuapkan nasi di sendok ke mulutnya. Sementara Gilian mengerjap-ngerjapkan kedua matanya dengan lucu.
"Gema masih istirahat. Sepertinya dia benar-benar kecapekan." Jawab Gendis.
"Panggilin dokter Wijaya aja, Bun. Takutnya Gema sakit. Soalnya kan semalem habis kehujanan." Saran Garang.
"Ah, benar juga. Oke, habis sarapan Bunda panggilin dokter Wijaya aja biar kemari."
Genta yang dari tadi seperti orang bodoh, bergantian menatap papa, bunda dan kakaknya ikut ambil suara dengan volume yang cukup lantang, "Kalian lagi ngomongin apa sih? Gema? Dokter Wijaya? Kehujanan? Kecapekan? Apaan?"
"Loh, Genta nggak tau? Gema kan ada di rumah kita sekarang. Dia nginep tadi malam." Cerita Guntur enteng.
Genta melotot seketika. Lalu dengan buru-buru, dia meninggalkan makanannya begitu saja dan berlari ke kamar tamu.
Kembali Genta melotot melihat di ranjang kamar tamunya, ada Gema sedang tertidur. Cowok itu masuk ke dalam kamar, memandangi Gema yang tubuhnya tertutup selimut tebal berwarna abu-abu hingga ke dada. Berbagai pertanyaan berkecamuk di kepala Genta.
"Semalam Kakak Garang nemuin Gema di ruko kosong jalan yang sepi itu. Gema lagi digangguin pereman. Pas udah ditolong dan pas mau Kakak Garang anter ke rumahnya, Gema bersikap aneh dan seolah nggak mau pulang. Akhirnya Kakak Garang bawa Gema ke rumah." Tau-tau Gendis sudah berdiri di sebelah putranya.
Genta mengerutkan keningnya dengan perkataan Gendis.
"Sepertinya Gema sedang ada masalah di rumahnya." Hanya itu yang bisa Gendis katakan pada Genta.
"Masalah apa?" selidik Genta.
"Bunda belum tau. Semalem Bunda langsung nyuruh Gema tidur. Soalnya dia menggigil hebat. Kedinginan."
Genta kembali memperhatikan gadis yang masih menutup kedua matanya rapat.
"Sudah, Kakak berangkat sana. Gema biar sama Bunda. Kakak tenang aja."
⚡
Bagaimana Genta bisa tenang di sekolah selagi Gema sedang berada di rumahnya dengan membawa masalah dari rumah? Pokoknya, begitu bertemu dengan Shakeela nanti, Genta akan langsung menuntut penjelasan. Tidak mungkin kan Shakeela tidak tau?
"Ta! Ta! Ta! Gila! Gila!" Gagas masuk ke kelas sambil berlari tergopoh-gopoh. Dia merangkul Genta yang membuat Genta risi begitu sampai di samping Genta. Cowok itu kembali berbicara, tapi tidak jelas karena nafasnya yang ngos-ngosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen Fiction(COMPLETE) Hidup Gema jadi tak semenyenangkan dulu setelah kedatangan Shakeela. Gema ditinggal oleh Gesang, Gema harus berbagi kasih kedua orang tuanya, Gema juga harus merelakan Genta. Hanya Ganesha, Gerald dan Giza saja yang selalu setia bersamany...